Joko Budiyono Center Komitmen Menyerap Aspirasi Masyarakat Kota Magelang

Kamis 27-06-2024,10:40 WIB
Reporter : Arief Setyoko
Editor : Arief Setyoko


Relawan JBC Kota Magelang melantukan lagu Halo Kota Magelang -ARIF SETYOKO-MAGELANG EKSPRES

Setidaknya sekitar 500 orang berkumpul di acara peresmian JBC tersebut. Antusias para peserta pun tinggi, terbukti dengan banyaknya audiens yang berdialog interaktif dengan Joko Budiyono.

"Saya apresiasi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang hadir di sini. Tanpa panjenengan (Anda) semua, saya bukan apa-apa. Karena itu saya harapkan agar mulai malam ini, panjenengan semua bisa langsung bergerak," ungkapnya.

BACA JUGA:Menaiki Angkot, Joko Budiyono Jadi Bakal Calon Pertama yang Kembalikan Formulir ke PDIP Kota Magelang

Sementara itu, inisiator JBC, Setyo Raharjo mengungkapkan wadah ini diikuti oleh 27 relawan terdiri dari sejumlah tokoh masyarakat krusial di masing-masing kelurahan. Nantinya, JBC bertanggung jawab mengawal program-program yang akan dilakukan Joko Budiyono.

"Nanti dari pertemuan pertama ini, akan terus berlanjut hingga pada masa kontestasi politik 27 November. Kita akan bergerak dan seiring sejalan dengan partai politik," ujarnya.

Pria yang karib disapa Tyok ini menuturkan bahwa tugas dari JBC fokus untuk mengurusi kepentingan politis pemenangan Joko Budiyono.

Unsur anggotanya pun, kata Tyok, sangat kompleks. Terdiri dari pelaku UMKM, tokoh masyarakat, pedagang, purnawirawan TNI atau Polri, pensiunan pejabat Pemkot Magelang, para pengusaha, pegiat olahraga, budayawan, dan lain sebagainya.

BACA JUGA:Ini Keinginan Kuat Joko Budiyono, Eks Sekda Kota Magelang Maju Pilkada Lewat PDIP

"Kami bersama JBC sudah kompak bahwa kami menginginkan adanya perubahan. Kita melihat bahwa rekam jejak pemerintahan saat ini tidak berpihak pada rakyat. Pergi bertahun-tahun, baru datang kemarin sore sehingga ada kegiatan rutin yang mengalami kekosongan," ucapnya.

Tyok juga mengaku bahwa sejauh ini, tidak tampak pembangunan baik sisi kemanusiaan maupun secara fisik di Kota Magelang. Hal inilah, kata dia, yang membuat ketimpangan masyarakat semakin besar jaraknya.

"Banyak kebijakan yang tidak bisa diterima masyarakat secara langsung, sehingga terkadang justru tidak tepat sasaran, dan menyimpang dari tujuan utamanya," tandasnya. (wid)

Kategori :