BACA JUGA:Kelompok Disabilitas Purworejo Dilatih Profesional Pasarkan Produk Batik Jumputan
“Alhamdulillah semuanya normal. Saya senang bisa membantu Agen JNE baru yang belum lama buka ini karena selama ini saya juga sering memakai jasa JNE untuk urusan kirim-mengirim barang, cukup klik lewat aplikasi di HP juga bisa,” ujarnya.
Selain LC Computer, Luthfi juga menggerakkan bisnis fotografi dan videografi dengan label Wedding Foto Gembost Photret. Sejak sejak 8 maret 2017, ia juga merintis media online bernama pituruhnews.com dan menjadi pemimpin redaksi hingga sekarang.
Meski semua sudah ditangani karyawan dan tim, Luthfi tak enggan turun ke lapangan.
“LC Computer sudah ada 4 karyawan tetap. Untuk Pituruh News ada beberapa personel, lalu yang fotografi dan videografi juga tim,” sebutnya.
Menurut Lutfhi, tidak mudah membangun bisnisnya. Apalagi di tengah kondisi keterbatasan fisik. Anak pertama dari pasangan Muh Yasir (56) dan Ani Wafiroh (50) lalu membagikan kisah singkat hidupnya.
Luthfi lahir pada 2 Mei 1995 dalam keadaan normal. Namun, cobaan mulai dialaminya setelah jatuh dari sepeda saat TK dan mengalami patah tulang.
Dokter memvonisnya mengalami pengeroposan tulang sehingga kakinya tak lagi normal. Keluarga berupaya melakukan pengobatan, tapi pertumbuhan tulang Luthfi terganggu.
Rapuhnya tulang menyebabkan kerap patah ketika jatuh.
“Bahkan, sejak TK sampai tahun 2010 itu saya sudah sekitar 20 kali patah tulang kaki dan tangan,” ujarnya.
Perhatian dari keluarga berperan besar. Luthfi kecil tidak dikucilkan lingkungan, terus dirawat dan tetap disekolahkan di lembaga pendidikan umum hingga tamat MA.
Diakui, ketikdaknormalan fisik memang kerap dipandang berbeda oleh orang lain. Namun, Luthfi mengaku cuek dan menjadikannya angin lalu.
“Kebanyakan orang-orang yang baru ketemu, kalau teman-teman dekat jarang,” kisahnya.
Menjadikan kekurangan sebagai kelebihan, akhirnya dilakoni Luthfi. Pesan ibu saat SD agar ia tidak minder diejawantahkan menjadi sebuah kekuatan. Impian menjadi wirausahawan pun menguat kala ia berkonsultasi dengan seorang guru di MTs-nya.
“Dulu waktu ngobrol dengan guru di MTs pernah niat untuk bangun usaha. Lalu saya awali dengan jual pulsa, setelah lulus MA saya ikut orang di jasa servis elektronik, terus keluar, ikut latihan di BLK dan buka servis printer di rumah,” kisahnya.
Usaha tak mengkhianati hasil. Mahasiswa jurusan Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak di Polsa Kutoarjo ini terus berkembang. Pengalaman jatuh bangun merintis usaha justru memotivasi untuk menjadi seorang socio enterpreneur. Belum lama ini, Luthfi juga lolos dalam seleksi Pemuda Pelopor Tingkat Kabupaten Purworejo 2024 Bidang Teknologi Informasi dan berhak melaju ke tingkat Provinsi Jawa Tengah.