MAGELANG, MAGELANGEKSPRES -- Magelang yang memiliki Candi Borobudur, menjadi kawasan pariwisata strategis nasional. Dengan konsekuensi itu, maka Magelang haruslah mempunyai pengelolaan sampah yang baik.
Tidak hanya agar mendapatkan Piala Adipura, pengelolaan sampah yang tidak tertangani dengan baik akan membuat lingkungan masyarakat buruk, dan memicu berbagai vektor penyakit.
Selain itu, jika sampah tidak dikelola dengan baik juga akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal itu yang mendasari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Tidar (Untidar) menyasar di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang untuk melakukan program pengabian pada masyarakat.
Ketua Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Untidar, Erni Puji Astutik mengatakan, masalah sampah kian pelik di Kabupaten Magelang, karena terbatasnya tempat pembuangan akhir (TPA).
BACA JUGA:Mahasiswa KKN UNTIDAR 2024 Angkat Potensi Wisata Alam Kali Udal Gumuk di Desa Treko Magelang
Di hadapan anggota PKK se-Kecamatan Mertoyudan, Erni dan seluruh kelompok PKM Untidar memberikan pelatihan tentang penanganan sampah. Kegiatan itu turut diikuti siswa SMK Ma'arif Magelang dan PKK Milenial Kecamatan Mertoyudan.
"Nah, alasan kami memberikan sosialisasi dan pelatihan ini harapannya dengan partisipasi PKK Milenial, PKK, dan juga pelajar dengan berpartisipasi maka upaya peningkatan kesadaran lingkungan akan semakin meningkat pula," kata Erni, Senin, 12 Agustus 2024.
Sampah, kata Erni, tidak hanya menjadi benda yang bisa dibuang begitu saja. Sebab, sampah ternyata bisa menghasilkan rupiah, sehingga banyak orang yang akan terdampak positif secara ekonominya berkat pengelolaan sampah.
"Melalui kesadaran dan pemberdayaan ekonomi kreatif seperti ecopreneurship dapat semakin berkembang maka ini jadi langkah positif dalam menangani permasalahan sampah. Termasuk juga meningkatkan kekuatan ekonomi masyarakat," ujarnya.
BACA JUGA:UKM Pelita Untidar Lakukan Revitalisasi Hutan Pinus Sleker Bandongan
Erni Puji Astutik juga mengampanyekan budaya hidup 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Program ini, katanya, bisa menjadi pilihan yang meski sederhana namun efektif untuk menekan produksi sampah.
"Khususnya sampah rumah tangga. Sering kita jumpai minyak bekas penggorengan yang sering dibuang begitu saja, padahal hal ini jika dilakukan secara terus menurus bisa mengakibatkan tersumbatnya saluran air dan mencemari lingkungan," jelasnya.
Melihat fakta ini, upaya serius yang melibatkan berbagai pihak terus dilakukan untuk mengurangi sampah rumah tangga dan sampah plastik. Pengelolaan sampah dapat dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu hingga ke hilir.
"Konsep ini juga sesuai prinsip yang berwawasan lingkungan sehingga tidak berdampak negatif pada kesehatan masyarakat dan lingkungan," papar dia.
BACA JUGA:Belum Lama Ini, Mahasiswa Ilkom Untidar Adakan FGD Lawan Quarter Life Crisis