BOROBUDUR, MAGELANGEKSPRES.COM - Festival Bhumi Atsanti (FBA) ditutup pada hari Minggu (8/9). Di hari terakhir penyelenggaraan, acara ini dibuka dengan pentas pertama Obor Rogo, dari Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
Pentas tersebut terlihat spektakuler di mana seorang pemain memanggul obor-obor kecil yang disusun dengan piranti dan tatanan khusus.
Sembari bergerak kesana kemari, ada penari-penari dengan tubuh dicat hitam bergerak di sekeliling si pemanggul obor.
BACA JUGA:Borobudur Night Carnival 2024: Event Tahunan yang Dongkrak Potensi Wisata
Pentas dimulai sekitar pukul 19.30 WIB. Karena tak berapa lama turun hujan, ada beberapa orang yang kemudian sibuk membawa obor, menyalakan obor-obor di badan penari yang mulai padam karena tersiram air hujan.
Karena hujan tak kunjung reda, pentas di panggung dihentikan. Sempat ada jeda beberapa saat, dan setelah itu, acara bergeser ke pendopo Bhumi Atsanti.
Di situlah kemudian dilakukan dialog, antar penonton dengan sejumlah penampil seperti Masyarakat Kemuning Gading (Rumagad) dari Bogor, dan Athanasios Yanu.
Pendopo kemudian akhirnya juga menjadi area pentas bagi sejumlah penampil seperti penari Athanasios Yanu, dan penyanyi Bagus Dwi Danto.
BACA JUGA:FBA 3 Libatkan 350 Seniman Nusantara, Dibuka dengan Penampilan Alat Musik Blekothek
Seniman Suku Kamoro yang semula mengagendakan pentas dan memanggil arwah di atas panggung di luar ruangan, juga terpaksa menampilkan tari-tarian di antara penonton di pendopo.
Setelah intensitas hujan berangsur mereda, pentas dilanjutkan di panggung. Para penampil menyajikan pentas di bawah tenda, yang secara dadakan dipasang oleh panitia.
Para seniman yang tampil di bawah tenda tersebut adalah Rumagad, D+ Project, dan terakhir band Rubah di Selatan, yang menjadi penutup pentas pada Senin (9/9) dini hari, sekitar pukul 02.00.
“Dengan terus intens melaksanakannya, Festival Bhumi Atsanti akan menjadi kegiatan yang terus berlangsung berkelanjutan, menjadi semacam ajang pencarian bakat bagi semua potensi-potensi kekayaan kesenian yang ada,” ujar Ketua Yayasan Atsanti, MF Nilo Wardhani atau yang akrab disapa Dhani, saat ditemui di hari ketiga penyelenggaraan FBA 3 tahun 2024 di Bhumi Atsanti di Dusun Bumisegoro, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (8/9).
--
FBA, menurut dia, akan tetap konsisten menjadi ruang berekspresi bagi para seniman dari berbagai ragam kesenian.