Keutamaan Abu Bakar, Sahabat Terbaik yang Paling Dicintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Jumat 15-11-2024,07:00 WIB
Reporter : Abu Hammam
Editor : Suroso

Abu Bakar menjawab,

نَعَمْ إِنِّي لَأُصَدِّقُهُ فِيْمَا هُوَ أَبْعَدُ مِنْ ذَلِكَ أُصَدِّقُهُ بِخَبَرِ السَّمَاءِ فِي غَدْوَةٍ أَوْ رَوْحَةٍ

“Ya, bahkan aku membenarkannya yang lebih jauh dari itu. Aku percaya tentang wahyu langit yang turun pagi dan petang.”

Aisyah mengatakan,

فَلِذَلِكَ سُمِّيَ أَبُوْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ

“Itulah mengapa beliau dinamakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, orang yang membenarkannya.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 3:65. Al-Hafizh Adz-Dzahabi dalam At-Talkhish mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Keenam : Memiliki sifat lemah lembut dan pemaaf

Kisah terfitnahnya ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, putri Abu Bakar radhiyallahu anhu adalah bukti hasadnya (kedengkian) orang-orang munafik terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para pengikutnya.

Ketika terjadi penuduhan, Mishthoh bin Utsatsah adalah seorang yang terlibat dalam fitnah tersebut, padahal Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu selama ini yang memberinya nafkah, maka beliau marah dan bersumpah untuk tidak memberikan nafkah kembali, hingga turunlah firman Allah Azza wa Jalla,

وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang?” (QS. An-Nuur: 22)

Maka Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu segera mengatakan,

بَلَى وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لِي، فَرَجَعَ إِلَى مِسْطَحٍ الَّذِي كَانَ يُجْرِي عَلَيْهِ

“Ya, demi Allah, sungguh aku lebih suka Allah mengampuni dosaku.” Kemudian beliau radhiyallahu ‘anhu kembali memberikan nafkah kepada Mishthah. (HR. Bukhari, no. 2661 dan Muslim, no. 2770)

Ketika perang Badar telah usai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merundingkan para tawanan dengan para sahabatnya. Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu menganjurkan untuk membunuh semuanya, sedangkan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu justru mengatakan,

يَا نَبِيَّ اللهِ، هُمْ بَنُو الْعَمِّ وَالْعَشِيرَةِ، أَرَى أَنْ تَأْخُذَ مِنْهُمْ فِدْيَةً فَتَكُونُ لَنَا قُوَّةً عَلَى الْكُفَّارِ، فَعَسَى اللهُ أَنْ يَهْدِيَهُمْ لِلْإِسْلَامِ

Wahai Nabi Allah, mereka adalah anak dari paman dan keluarga kita, aku memandang jikalah engkau mengambil denda dari mereka sehingga dapat memperkuat kita dalam menghadapi orang kafir, mudah-mudahan Allah memberi hidayah mereka agar masuk Islam. (HR. Muslim, no. 1763)

Ketujuh : Banyak isyarat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberikan kekhilafahan kepada Abu Bakar.

Di antara hadits-hadits tersebut adalah perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memimpin shalat lima waktu ketika beliau sakit keras di akhir hayatnya. ‘Aisyah radhiyallahu anha menceritakan saat-saat terakhir sebelum ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjemput,

فَأَرْسَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ بِأَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ, وِفِيْهِ : فَصَلَّى أَبُوبَكْرٍ تِلْكَ الأَيَّامَ

“Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang agar menyuruh Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu memimpin shalat. Dalam riwayat tersebut dikatakan: Maka Abu Bakar menjadi imam pada hari-hari itu.” (HR. Bukhari, no. 687 dan Muslim, no. 418)

Ketika terjadi sedikit perbedaan pendapat dalam menentukan khalifah setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu menjadikan alasan tersebut sebagai sebab kuat bahwa Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu yang paling berhak. ‘Umar berkata,

يَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ، أَلَسْتُمْ تَعْلَمُونَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ قَدْ أَمَرَ أَبَا بَكْرٍ أَنْ يَؤُمَّ النَّاسَ؟ فَأَيُّكُمْ تَطِيبُ نَفْسُهُ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَبَابَكْرٍ؟ فَقَالَتِ الْأَنْصَارُ : نَعُوذُ بِاللهِ أَنْ نَتَقَدَّمَ أَبَابَكْرٍ

Kategori :