BOROBUDUR, MAGELANGEKSPRES.COM - Museum Cagar Budaya (MCB) unit Borobudur menggelar Pameran Arsitektur Vernakular dan Potensi Desa Borobudur 2024, Senin 11 November 2024 hingga Minggu 17 November 2024.
Pameran dan agenda seni bertajuk mengingatkan kembali rumah khas Jawa yakni limasan kepada masyarakat luas, khususnya di kawasan Borobudur di Kawasan Situs Brongsongan, Desa Wringin Putih, Kecamatan Borobudur.
Tema itu diangkat agar bangunan rumah limasan tetap dilestarikan sebagai indentitas diri masyarakat.
BACA JUGA:Candi Borobudur Jadi Topik Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati Magelang
Sebagai informasi, arsitektur vernakular dalam konteks pameran tersebut artinya merujuk pada arsitektur yang mengambil kearifan lokal suatu daerah.
Oleh karena itu, pameran tersebut menampilkan bangunan arsitektur vernakular berbentuk limasan yang menjadi ciri khas bangunan Jawa Tengah.
Pameran arsitektur itu juga semakin menarik karena menampilkan berbagai kekayaan budaya, kuliner dan kesenian dengan melibatkan 23 potensi desa di Kawasan Borobudur sehingga suasana semakin semarak.
BACA JUGA:Berharap Bank Jateng Borobudur Marathon 2024 Lahirkan Bibit Pelari Andal
Penanggungjawab Pameran Dian Eka Puspitasari mengatakan, sesuai tajuknya, limasan ditampilkan bukan hanya sebagai ikon, namun juga untuk mengingatkan kembali rumah khas Jawa Tengah yang perlu dilestarikan sebagai indentitas diri masyarakat.
Dian mengatakan, pameran juga sengaja digelar di kawasan Situs Brongsongan sekaligus untuk mengenalkan peninggalan sejarah tersebut kepada masyarakat.
"Peninggalan sejarah yang ada di wilayah ini bukan hanya Borobudur, namun juga ada sederet situs lainnya, salah satunya Situs Brongsongan ini," tutur Dian.
BACA JUGA:Sukses di Dua Kota, The Big Tour Bank Jateng Sambut Borobudur Marathon 2024
Hal itu diamini Penanggung Jawab MCB, Wiwit Kasiati yang turut menjadi pembicara dalam Talkshow dan Jagongan Warga di event yang sama.
Menurut Wiwit, Borobudur tak hanya memilii candi sebagai pusat pariwisata dan peninggalan sejarah.
"Ada banyak sekali candi dan peninggalan lainnya dalam berbagai wujud, termasuk limasan, yang perlu kita kenalkan ke masyarakat," beber Wiwit.