TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.ID - Sejumlah kelompok tani di Kabupaten Temanggung kembali diberdayakan untuk mengembangkan cabai lokal.
Produksi cabai lokal ini diperkirakan akan lebih melimpah dibandingkan dengan cabai varietas lainnya.
Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung, Sumarno, menjelaskan bahwa varietas cabai yang dimaksud adalah cabai Salakan, yang merupakan varietas asli Temanggung namun kini mulai jarang dibudidayakan.
BACA JUGA:Harga Cabai Temanggung Melonjak, Petani Senyum Lebar, Tapi Puncak Panen Masih Jauh
Untuk itu, pihaknya memulai gerakan tanam cabai varietas lokal dengan keunggulan tertentu.
Gerakan ini melibatkan tiga kelompok tani di Dusun Larangan, Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, yaitu Kelompok Tani Ngudi Makmur 3, Ngudi Makmur 4, dan Muda Sejahtera.
"Cabai yang ditanam adalah cabai rawit varietas Salakan, varietas unggul lokal Temanggung," kata Sumarno.
BACA JUGA:Harga Cabai Naik Tajam Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2025, Petani di Temanggung Bersyukur
Varietas Salakan dikenal memiliki produktivitas tinggi dan cocok dengan kondisi geografis Temanggung.
Selain itu, cabai ini banyak diminati petani karena hasil panennya yang melimpah.
Di kawasan ini, terdapat 176 hektare lahan yang siap digarap pada Januari 2025.
BACA JUGA:Harga Cabai Anjlok ke Rp10.000 per Kilogram, Petani Temanggung Terpuruk
Secara keseluruhan, Kecamatan Ngadirejo memiliki luas tanam cabai mencapai 900 hektare pada bulan ini.
"Temanggung memiliki potensi besar untuk produksi cabai. Pada tahun 2024 lalu, luas lahan cabai di Temanggung mencapai 11.343 hektare," lanjutnya.
Sumarno juga memproyeksikan bahwa panen cabai akan dimulai pada April 2025.