Puncak HAN 2025 di Magelang, Permainan Tradisional Bendung Dampak Gadget pada Anak

Minggu 13-07-2025,13:12 WIB
Reporter : Heni Agusningtyas & Wiwid Arif
Editor : Arief Setyoko

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID - Di tengah peringatan Hari Anak Nasional 2025, kekhawatiran terhadap dampak negatif digitalisasi pada anak-anak Indonesia kembali mencuat.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Choiri Fauzi menyebut, gawai atau gadget sebagai salah satu dari tiga penyebab utama meningkatnya kekerasan terhadap anak, selain pola asuh keluarga dan lingkungan sosial.

"Anak-anak kita kehilangan ruang aman untuk bercerita. Peran keluarga sangat penting untuk menghadirkan kembali ruang itu," kata Arifah saat menghadiri perayaan HAN di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu (12/7).

BACA JUGA:Sejuta Ekspresi Ramaikan Hari Anak Nasional di Artos Mall 

Digitalisasi yang tak terkendali dinilai merampas masa kanak-kanak.

Anak-anak kini lebih akrab dengan layar sentuh ketimbang sentuhan interaksi sosial yang sehat.

Dalam banyak kasus, kata Arifah, paparan konten kekerasan, pornografi, hingga disinformasi, merusak fondasi psikologis mereka sejak dini.

BACA JUGA:Kesempatan Anak Muda di Kabupaten Magelang Bakal Terima Beasiswa Rp 5 Juta per Semester

Arifah mendorong agar semua keluarga Indonesia agar memiliki waktu lebih banyak untuk anak-anaknya.

Karena sebetulanya, anak-anak saat ini seolah-olah kehilangan tempat yang nyaman dan aman untuk bercerita.

"Maka ini juga menjadi bahan untuk refleksi bersama, termasuk saya sebagai seorang ibu. Bagaimana pun anak kita ada apa-apa kembalinya kepada orangtua, ayah dan bundanya,” ujar Arifah.

BACA JUGA:Bupati Magelang Ajak Warga dan Anak Muda Bijak Gunakan Teknologi Lewat Borobudur Techno Festival 2025

Selaras dengan itu, ia juga meminta agar pelaksanaan MPLS tahun ajaran baru lebih diarahkan agar jauh dari perploncoan dan lebih menekankan pengenalan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, DPMP4KB Kota Magelang, Amalia Ila Diastri menuturkan bahwa peran orang tua menjadi kunci dalam membatasi akses informasi digital anak-anak.

"Sebelum anak menonton atau mengakses media sosial, mereka perlu diajak berdiskusi. Itu bentuk perlindungan pertama dari persepsi yang salah terhadap kekerasan dan konten negatif lainnya,” ujarnya.

Kategori :