MAGELANGEKSPRES.ID – Kesadaran akan pentingnya perlindungan kesehatan kerap datang saat menghadapi situasi darurat.
Hal ini pula yang dialami Yuni Kartika, mahasiswi asal Kecamatan Magelang Utara, yang mulai menyadari betapa pentingnya menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) setelah sang ayah jatuh sakit.
Sejak tahun 2023, Yuni mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai peserta BPJS Kesehatan.
BACA JUGA:Libur Lebaran, BPJS Kesehatan Pastikan Akses Layanan JKN Tetap Siaga
Tak hanya untuk dirinya sendiri, ia juga mengikutsertakan kedua orang tuanya serta dua saudara kandungnya.
Salah satu saudara sudah ditanggung perusahaan tempat bekerja, sementara sisanya didaftarkan secara mandiri oleh Yuni dengan kelas perawatan kelas 3.
“Penyakit ayah saya beberapa waktu lalu membuat kami berpikir ulang soal jaminan kesehatan. Beliau sempat sakit cukup lama dan harus bolak-balik berobat. Dari situ saya putuskan untuk segera mendaftar BPJS Kesehatan agar semua anggota keluarga terlindungi,” tutur Yuni.
BACA JUGA:BPJS Kesehatan Jadi Jaring Pengaman Nyata bagi Pekerja Buruh
Langkah antisipatif tersebut terbukti bermanfaat.
Yuni sendiri sempat memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan saat mengalami demam tinggi yang ternyata merupakan gejala typhus.
Ia memeriksakan diri ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan merasa puas dengan pelayanan yang diterima dari proses pemeriksaan hingga pemberian obat.
BACA JUGA:Lagi! Kota Magelang dapat Penghargaan Terbaik Ketiga Kontribusi Penyelengaraan JKN Tingkat Jateng
“Selama menjadi peserta JKN, tidak pernah ada biaya tambahan di luar iuran bulanan. Itu membuktikan bahwa pelayanannya cukup transparan dan adil, termasuk bagi peserta mandiri seperti saya,” ungkapnya.
Menurut Yuni, program JKN adalah solusi perlindungan kesehatan yang bisa diakses semua lapisan masyarakat, baik pekerja kantoran maupun pelaku usaha mandiri.
Dengan sistem kelas yang fleksibel dan iuran yang relatif terjangkau, masyarakat dapat menyesuaikan dengan kondisi finansial masing-masing.