Luthfi mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat bentang wilayah Jawa Tengah menyimpan kerentanan gerakan tanah.
“Jawa Tengah ini semacam minimarket bencana. Ada daerah yang wajib diantisipasi seperti Batang, Kendal, Wonosobo, Banjarnegara, Brebes-Bumiayu, Magelang, Temanggung. Potensi gerakan tanah tinggi, sehingga pencegahan dini menjadi kunci,” ucapnya.
Pemprov Jawa Tengah, imbuhnya, akan menggelar rapat terbatas guna memperkuat mitigasi jangka menengah dan panjang.
BACA JUGA:Pemkab Temanggung Kawal Tuntas Pembebasan Lahan Tol Yogya–Bawen, Warga Minta Appraisal Diulang
Sementara itu, data bantuan dari OPD dan BUMD Jawa Tengah tercatat senilai Rp385,48 juta. Paket tersebut mencakup logistik Dinas Sosial dari APBN sebesar Rp239,35 juta, dua ton beras dari Dinas Ketahanan Pangan senilai Rp27 juta, serta obat-obatan dari Dinas Kesehatan senilai Rp11,91 juta.
Dukungan juga datang dari BUMD Jateng Peduli Bencana. BPR BKK Mandiraja menyalurkan bantuan logistik Rp15,5 juta, Bank Jateng mengirim tiga ton beras senilai Rp45 juta, dan BPBD Jateng menambahkan dukungan logistik Rp46,72 juta.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengalokasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp450 juta untuk penanganan rumah warga yang tertimbun atau musnah. (*/adv)