DBD di Temanggung Renggut Satu Nyawa

DBD di Temanggung Renggut Satu Nyawa

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Memasuki tahun 2020, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Temanggung telah merenggut satu nyawa. Oleh karena itu masyarakat diminta untuk semakin meningkatkan kewaspadaanya, teruama selama musim hujan ini. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, dr Taryumi mengatakan, satu orang yang meninggal dunia akibat serangan DBD yakni anak berusia enam tahun, anak tersebut berdomisili di Kecamatan Bulu Temanggung. \"Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, anak ini sudah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit,\" katanya kemarin. Menurutnya, pihaknya telah menetapkan kasus DBD di Kecamatan Bulu terutama di Desa Campurasi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), sebab DBD yang menyerang desa tersebut sudah menyebabkan kematian. \"Pemerintah sudah menetapkan KLB, kami sudah melakukan penanganan di wilayah tersebut,\" ujarnya. Baca Juga Aktivitas Keraton Agung Sejagat Dihentikan, Raja dan Ratu Diamankan Polisi Selain anak yang meninggal tersebut lanjutnya, ada beberapa warga dan anak lain yang juga menderita Demam Berdarah (DB). Namun mereka sudah kembali normal seperti sedia kala setelah mendapatkan perawatan dan pengobatan. \"Hanya ada satu saja yang meninggal dunia, lainnya sudah sembuh dan sudah kembali beraktivitas seperti biasanya,\" terangnya. Dikatakan, dinas kesehatan telah melakukan fogging atau pengasapan di lingkungan korban dan juga gerakan kebersihan lingkungan, yang diharapkan dapat menekan jumlah penderita DBD. Dinas juga kini masih memantau perkembangan, dan diharapkan tidak ada lagi warga yang terserang. Sejumlah warga juga ada yang masih dalam perawatan medis untuk penyembuhan. \"Sosialisasi juga sudah kami lakukan, agar penyakit ini bisa benar-benar hilang dari daerah tersebut,\" katanya. Sampai pekan kedua 2020, tercatat telah ada 12 kasus DBD, 20 kasus Demam Dengue dan satu kasus meninggal karena DBD. Sedangkan sepanjang 2019 mencapai 646 kasus. \"Kemungkinan masih ada lagi, oleh karena itu kami meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan, jaga kebersihan lingkungan. Ini menjadi tugas bersama agar lingkungan bisa semakin bersih,\" pintanya. Menurutnya, musim hujan, seperti saat ini memang sangat berpotensi untuk penyakit DBD, bahkan peningkatan kasus DB juga sangat mungkin terjadi. Sebab pada musim penghujan seperti ini suhu udara menjadi lebih lembab, dan kemungkinan adanya genangan air juga lebih banyak. \"Tempat dan kondisi alam yang tidak bersih sangat mendukung perkembangan nyamuk aedes aegipty sebagai fektor penularan. Peningkatan terlihat pada Desember dan besarnya kasus pada awal Januari,\" terangnya. Baca Juga Pembangunan di Alun-alun Kota Magelang Dikhawatirkan Hilangkan Filosofi Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung dr Suparjo MKes mengatakan, selama ini pihaknya sudah sangat gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk pencegahan DB. Dalam sosialisasi ini juga sudah dilibatkan berbagai unsur. \"Gerakan menguras, menutup dan mengubur (3M) sampai di tingkat Rukun Tetangga (RT). Gerakan itu melibatkan camat, kades, kader kesehatan serta petugas kesehatan di puskesmas yang ada,\" katanya. Memang diakuinya, musim penghujan seperti ini menjadi masa perkembangbiakan nyamuk aedes aegipty secara cepat, oleh karena itu keterlibatan semua unsur dalam pencegahan sangat diperlukan. \"Mari semua semakin waspada, dengan jaga kebersihan lingkungan, kewaspadaan harus semakin ditingkatkan,\" pesannya.(set)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: