Tepus dan Sereal Dua Dusun di Windusari Magelang Ini Pernah Jadi Saksi Pejuang Letkol Sarbini

Dari hasil itu, mereka berasumsi bahwa keterlibatan para kepala desa di sekitar lereng Sumbing yang memberikan dukungan kepada para pejuang.

BACA JUGA:Kisah Pilu Tragedi Palagan Magelang Sejarah yang Terlupakan Perjuangan Rakyat Magelang

Asumsi itu diperkuat usai Lapre menemukan seorang pembawa pesan. Sang pembawa pesan berhasil digeledah dan ditemukan surat dari para kepala desa kepada gerilyawan RI. Bahkan, dalam isi surat itu juga terdapat informasi lokasi patroli Belanda.

Dari dokumen tersebut, Lapre menyimpulkan jika pejuang TNI bergerak di sekitar Tepus dan Sereal. Dua dusun di Kecamatan Windusari, yang terletak di atas ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut.

Lapre membagi pasukan. Sersan Mayor Anton dan Sersan Langgalau mendapat tugas mengamankan warga sipil di Tepus.

BACA JUGA:Tragedi Kelam di Magelang, Kecelakaan Bus Sumber Waras Tewaskan 35 Penumpang

Sementara Sersan Kailoehoe dan satu regu lainnya diarahkan menyergap posisi gerilyawan.

Dalam perjalanan, mereka menemukan sekelompok orang Indonesia tengah mandi di kali. Senjata mereka diletakkan jauh.

Sontak pasukan Belanda pun mengepung dengan mudah tanpa perlawanan berarti.

BACA JUGA:Tabrakan Kereta Api 1943 di Magelang Jadi Tragedi Paling Berdarah Sepanjang Sejarah Transportasi Indonesia

Serangan itu sukses, dan tak lama kemudian, pasukan Lapre berhasil mengamankan 89 orang, yang kemudian dibawa turun dari gunung.

Bagi militer Belanda, operasi ini dianggap sukses. Mereka percaya kekuatan Letkol Sarbini akan melemah.

Namun bagi rakyat di lereng Sumbing, terutama di Tepus dan Sereal, misi ini meninggalkan trauma panjang.

BACA JUGA:Dibalik Banyaknya Tragedi Kecelakaan Jembatan Comal Pemalang, Siluman Mengambil Tumbal?

Warga yang dituduh bersinggungan dengan pejuang Republik harus menghadapi interogasi, pengungsian, bahkan kehilangan nyawa.

Sumber: magelang ekspres