Puncak HAN 2025 di Magelang, Permainan Tradisional Bendung Dampak Gadget pada Anak
HAN 2025. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA), Arifah Choiri Fauzi saat di memberikan keterangan kepada awak media didampingi Sekda Pemprov Jateng Sumarno saat perayaan Hari Anak Nasional 2025, Sabtu (12/7) lalu.-HENI AGUSNINGTYAS-MAGELANG EKSPRES
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID - Di tengah peringatan Hari Anak Nasional 2025, kekhawatiran terhadap dampak negatif digitalisasi pada anak-anak Indonesia kembali mencuat.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Choiri Fauzi menyebut, gawai atau gadget sebagai salah satu dari tiga penyebab utama meningkatnya kekerasan terhadap Anak, selain pola asuh keluarga dan lingkungan sosial.
"Anak-anak kita kehilangan ruang aman untuk bercerita. Peran keluarga sangat penting untuk menghadirkan kembali ruang itu," kata Arifah saat menghadiri perayaan HAN di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu (12/7).
BACA JUGA:Sejuta Ekspresi Ramaikan Hari Anak Nasional di Artos Mall
Digitalisasi yang tak terkendali dinilai merampas masa kanak-kanak.
Anak-anak kini lebih akrab dengan layar sentuh ketimbang sentuhan interaksi sosial yang sehat.
Dalam banyak kasus, kata Arifah, paparan konten kekerasan, pornografi, hingga disinformasi, merusak fondasi psikologis mereka sejak dini.
BACA JUGA:Kesempatan Anak Muda di Kabupaten Magelang Bakal Terima Beasiswa Rp 5 Juta per Semester
Arifah mendorong agar semua keluarga Indonesia agar memiliki waktu lebih banyak untuk anak-anaknya.
Karena sebetulanya, anak-anak saat ini seolah-olah kehilangan tempat yang nyaman dan aman untuk bercerita.
"Maka ini juga menjadi bahan untuk refleksi bersama, termasuk saya sebagai seorang ibu. Bagaimana pun anak kita ada apa-apa kembalinya kepada orangtua, ayah dan bundanya,” ujar Arifah.
Selaras dengan itu, ia juga meminta agar pelaksanaan MPLS tahun ajaran baru lebih diarahkan agar jauh dari perploncoan dan lebih menekankan pengenalan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, DPMP4KB Kota Magelang, Amalia Ila Diastri menuturkan bahwa peran orang tua menjadi kunci dalam membatasi akses informasi digital anak-anak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: magelang ekspres