Puncak HAN 2025 di Magelang, Permainan Tradisional Bendung Dampak Gadget pada Anak

Puncak HAN 2025 di Magelang, Permainan Tradisional Bendung Dampak Gadget pada Anak

HAN 2025. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA), Arifah Choiri Fauzi saat di memberikan keterangan kepada awak media didampingi Sekda Pemprov Jateng Sumarno saat perayaan Hari Anak Nasional 2025, Sabtu (12/7) lalu.-HENI AGUSNINGTYAS-MAGELANG EKSPRES

"Sebelum anak menonton atau mengakses media sosial, mereka perlu diajak berdiskusi. Itu bentuk perlindungan pertama dari persepsi yang salah terhadap kekerasan dan konten negatif lainnya,” ujarnya.

BACA JUGA:BNI Hadirkan Layanan O-Branch di SMA Taruna di Tengah Event NusantaRun

Ia juga mendorong pemanfaatan fitur keamanan digital serta konten ramah anak yang dapat dikendalikan oleh orang tua.

Dukungan Pemkot Magelang untuk membatasi anak-anak dari ancaman digital turut ditopang kebijakan legislatif.

Ketua Komisi C DPRD Kota Magelang, Narisqa berharap, permainan tradisional seperti puncak peringatan HAN di Magelang bisa dibangkitkan lagi.

BACA JUGA:RPJMD Kabupaten Magelang Disepakati, Anyar Gress Didorong Selaras Indonesia Emas 2045

"Permainan seperti gobak sodor, engklek, dan benthik bukan hanya hiburan, tetapi sarana pembentukan karakter dan interaksi sosial. Mulai permainan tradisional, anak-anak belajar bekerja sama, memiliki empati, dan menjauh dari dominasi dunia maya," jelasnya.

Selain itu, sekolah bisa ikut ambil peran lewat ekstrakurikuler dan tambahan jam pelajaran karakter.

"Maka saya sangat sepakat dengan rencana Pemkot Magelang memberlakukan jam lebih awal terhadap siswa SD dan SMP, di mana 30 menit awal masuk semata demi pengembangan pendidikan karakter," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: magelang ekspres

Berita Terkait