Dosen Untidar Dorong Budidaya Maggot dari Sampah Jadi Sumber Ekonomi
PENINJAUAN. Tim dosen Untidar saat meninjau operasional budidaya maggot dengan biopond.-DOKUMEN-MAGELANG EKSPRES
Produksi maggot pun melonjak menjadi 600 kilogram per minggu, ditambah 750 kilogram kasgot.
Untuk menjaga siklus BSF, Tim Dosen Untidar membuat empat kandang baru sehingga produksi telur meningkat dari 120 gram menjadi 400 gram per hari.
"Sekarang sampah organik yang terserap mencapai 3.600 kilogram per minggu. Maggot yang dihasilkan tidak hanya dimanfaatkan peternak ikan, tetapi juga peternak bebek hingga komunitas pemancing," imbuhnya.
BACA JUGA:Kodim 0705/Magelang Bedah Rumah Warga Muntilan, Dandim Ikut Turun Tangan
Tri Retno menambahkan bahwa saat ini harga maggot segar masih Rp4.000-Rp7.000 per kilogram.
Namun jika diolah menjadi kering, tepung, atau minyak, nilainya bisa naik tiga kali lipat.
Ke depan, tim Untidar menyiapkan mesin pencacah sampah, mesin pengering, hingga alat ekstraksi minyak untuk mendukung skala produksi.
Selain teknologi, imbuh dia, para mitra akan mendapat pelatihan budidaya skala besar, manajemen produksi, penyusunan SOP, dan pemasaran digital.
BACA JUGA:Viral! Logo Desa Kleteran Grabag Magelang Mirip Simbol Setan Merah
"Dalam jangka panjang, ini bukan hanya solusi sampah, tapi juga sumber ekonomi baru bagi warga," kata Tri Retno.
Program yang dibiayai Dana Pengabdian Pada Masyarakat (DPPM) 2025 dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini diharapkan menjadi contoh kolaborasi kampus dan masyarakat.
Terutama dalam mengatasi krisis sampah sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi lokal. (hen/adv)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: magelang ekspres