6 Adab Menghadiri Shalat Jumat yang Perlu Diamalkan

6 Adab Menghadiri Shalat Jumat yang Perlu Diamalkan

6 Adab Menghadiri Shalat Jumat yang Perlu Diamalkan--

Dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan anjuran terkait mandi dan wudhu di hari Jum’at. Beliau bersabda:

مَنْ تَوَضَّأَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَبِهَا وَنِعْمَتْ وَمَنْ اغْتَسَلَ فَالْغُسْلُ أَفْضَلُ

“Barang siapa berwudhu di hari Jum’at, maka itu baik. Namun, barang siapa mandi ketika itu, maka itu lebih afdal.” (HR. An-Nasai, no. 1380; Tirmidzi, no. 497; Ibnu Majah, no. 1091).

Keutamaan mandi pada hari Jum’at juga dijelaskan dalam hadits lain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berikut ini.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( مَنِ اغْتَسَلَ يَومَ الجُمُعَةِ غُسْلَ الجَنَابَةِ ، ثُمَّ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الأُوْلَى فَكَأنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً  ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ ، فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ ، فَكَأنَّمَا قَرَّبَ كَبْشاً أَقْرَنَ ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ ، فَكَأنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الخَامِسَةِ ، فَكَأنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً ، فَإذَا خَرَجَ الإِمَامُ ، حَضَرَتِ المَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang mandi pada hari Jumat seperti mandi junub,

lalu ia pergi pada saat pertama, maka seolah ia telah berkurban seekor unta.

Barang siapa yang pergi pada saat kedua, maka seolah ia telah berkurban dengan seekor sapi.

Barang siapa yang pergi pada saat ketiga, maka seolah ia telah berkurban dengan seekor domba yang bertanduk.

Barang siapa yang pergi pada saat keempat, maka seolah ia telah berkurban seekor ayam.

Dan barang siapa yang pergi pada saat kelima, maka seolah ia telah berkurban dengan sebutir telur. Lalu ketika imam keluar, hadirlah para malaikat untuk mendengarkan peringatan (khutbah).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 881 dan Muslim, no. 850]

Dua hadits ini menunjukkan betapa pentingnya mempersiapkan diri untuk shalat Jum’at dengan menjaga kebersihan, termasuk mandi, serta bersegera datang ke masjid untuk meraih keutamaan yang besar sesuai waktu kedatangan.

BACA JUGA:Menunda-nunda Amal Shaleh Menjadikan Hati Keras

Adab Keempat, Dilarang Berbicara dan Ngobrol saat Mendengar Khutbah Jumat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ . وَالإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ

“Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari Jum’at, ‘Diamlah, khotib sedang berkhutbah!’ Sungguh engkau telah berkata sia-sia.” (HR. Bukhari no. 934 dan Muslim no. 851).

Namun, pembicaraan satu arah masih dibolehkan seperti misalnya khatib mengingatkan jama’ah yang ribut, atau khatib mengingatkan jama’ah yang belum shalat tahiyatul masjid. Bisa pula karena jama’ah meminta sesuatu pada khatib saat khutbah. Dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

أَتَى رَجُلٌ أَعْرَابِىٌّ مِنْ أَهْلِ الْبَدْوِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، هَلَكَتِ الْمَاشِيَةُ هَلَكَ

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: