Cingpoling Purworejo Tampil Memukau di TMII: Warisan Budaya yang Terus Dihidupkan

Cingpoling Purworejo Tampil Memukau di TMII: Warisan Budaya yang Terus Dihidupkan

ATRAKTIF. Kesenian tradisional khas Kabupaten Purworejo, Cingpoling, tampil atraktif dan menjadi perhatian publik dalam Pentas Duta Seni Jawa Tengah 2025 di Anjungan Jawa Tengah TMII Jakarta, belum lama ini.-EKO SUTOPO-PURWOREJO EKSPRES

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.ID - Kesenian tradisional khas Purworejo, Cingpoling, tampil memikat dalam Pentas Duta Seni Jawa Tengah 2025 di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Tarian ini bukan sekadar hiburan, tetapi simbol kuat identitas budaya masyarakat Purworejo yang sarat nilai sejarah dan filosofi.

Sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak 2021, Cingpoling kini hanya dilestarikan oleh dua kelompok seni aktif: Ponco Manunggal Jati dari Kaligesing dan Tunggul Wulung dari Pituruh.

BACA JUGA:Libatkan Kesenian dan UMKM, Pasar Pring Koplak Purworejo Siap Hadir pada Agustus 2025

Penampilan mereka di panggung nasional menjadi bukti semangat pelestarian budaya yang patut diapresiasi.

Pada pentas Minggu (27/7), kelompok Tunggul Wulung membawakan Cingpoling klasik yang terdiri dari babak sembahan, dodokan, undur-unduran, hingga pencak.

Tari ini diyakini berasal dari latihan militer tradisional pada masa kolonial Belanda di abad ke-17.

BACA JUGA:Agus Pramono Terpilih Jadi Ketua Dewan Kesenian Purworejo Gantikan Anom Susilo

Sebagai bagian dari regenerasi, turut ditampilkan pula tari Padang Bulan, versi Cingpoling yang dibawakan anak-anak.

Tarian ini dikembangkan dari gerak dasar Cingpoling dan kini digunakan dalam ajang seperti pesta siaga Pramuka dan FLS2N Kabupaten Purworejo.

Kepala Subbidang Pelayanan Masyarakat dan Hubungan Antar Lembaga Provinsi Jateng, Risturino, menyatakan bahwa seni tradisi seperti Cingpoling bukan sekadar pertunjukan, melainkan cerminan jati diri bangsa.

BACA JUGA:Alat Kesenian Senilai Rp4 Miliar Dihibahkan ke 269 Kelompok Seni di Purworejo

Ia menegaskan pentingnya ajang ini sebagai wadah pelestarian budaya lokal.

“Ini bukan sekadar hiburan. Kesenian tradisional adalah cerminan nilai dan filosofi masyarakat kita. Pentas ini memperkuat komitmen kita mengenalkan seni Purworejo ke masyarakat luas, khususnya generasi muda,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: purworejo ekspres

Berita Terkait