10.000 Penari Soreng Kabupaten Magelang Bakal Pecahkan Rekor Muri
MAGELANG - Usai tampil di Istana Negara untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-74 dengan sukses, para penari soreng dari Kabupaten Magelang akan kembali tampil dan membuat gebrakan memecahkan Rekor Muri pada Hari Sumpah Pemuda di sepanjang jalan Soekarno-Hatta, Kota Mungkid, 28 Oktober 2019 mendatang. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) telah berkomitmen akan memecahkan Rekor Muri dengan mementaskan sedikitnya 10.000 orang penari soreng untuk memeringati Hari Sumpah Pemuda. Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Plt Sekretaris Disdikbud Kabupaten Magelang, Slamet Ahmad Husein, mengatakan, event tersebut sesuai arahan Bupati Magelang. Hal itu dilakukan untuk melestarikan kebudayaan khas peninggalan nenek moyang yang telah berkembang di antara masyarakat, khususnya di lereng Gunung Merbabu dan Gunung Andong. Baca Juga Magelang Tuan Rumah Badminton Superliga Junior 2019 "Tentunya dalam rangka menegaskan kembali cita-cita dan pergerakan kemerdekaan Indonesia melalui Ikrar Sumpah Pemuda," kata Ahmad Husein, di sela-sela kegiatannya, Rabu (16/10). Untuk menindak lanjuti tentang arahan bupati tersebut, pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pihak Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai permohonan pendaftaran pencatatan rekor penari soreng terbanyak. Sementara, Ketua Harian Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Kabupaten Magelang, Mul Budi Santoso, menjelaskan, karena peserta tari soreng ini sangat banyak, maka mereka pun akan berlatih secara terpisah dengan arahan dan gerakan yang sama. "Kita bagi di setiap kecamatan dan desa, namun dengan gerakan yang sama," jelas Mul Budi. Menurut, Mul Budi, diperkirakan jumlah penari soreng ini bisa lebih dari 10.000 peserta, mengingat antusias masyarakat Kabupaten Magelang yang sangat luar biasa. "Kita akan melibatkan dari anak sekolah, mahasiswa, sanggar, seniman, dan masyarakat umum. Tentunya kita telah persiapkan dari jauh-jauh hari," pungkas, Mul Budi. Adapun Tari Soreng sendiri merupakan kesenian asli masyarakat Jawa yang merupakan pengejawantahan babad atau cerita rakyat yang diadopsi dari kisah Haryo Penangsang, digambarkan sebagai seorang yang gagah berani yang memiliki banyak prajurit. Biasanya, pentas kesenian tari soreng tersebut sering dipentaskan dalam adat atau hajatan besar. Gerakkannya pun diambil dari tarian keprajuritan yang dilakukan secara massal.(cha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: