60 Ribu Pelaku UMKM Wonosobo Kesulitan Naik Kelas

60 Ribu Pelaku UMKM Wonosobo Kesulitan Naik Kelas

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Total jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Wonosobo dikisaran 60 ribu pelaku. Namun, upaya untuk meningkatkan kelas masih cukup kesulitan karena terhalang oleh mindset pelaku, manajemen usaha yang buruk serta minimnya anggaran fasilitasi dari pemkab. “Kisaran jumlahnya sudah mencapai 60 ribu pelaku. Upaya untuk meningkatkan kapasitas terus dilakukan dengan pelatihan dan juga perluasan pasar,” ungkap Kabid UMKM dan Koperasi Disdagkop UMKM Wonosobo, Nugrohadi kemarin. Menurutnya, pengembangan UMKM di Wonosobo tidak mudah untuk ditingkatkan atau naik kelas. Sebab, masih ada pola pikir dari pelaku usaha yang belum membuka diri untuk bertahan dan berinovasi agar produk tetap di terima pasar secara luas. “Pelaku usaha harus kreatif dan inovatif, meski produknya bagus. Jika tidak didukung oleh packing dan promosi akan tenggelam,” ucapnya. Pada sisi manajemen usaha, sebagian pesar pelaku masih menggunakan hitungan kira-kira, belum didasarkan pada perhitungan yang cermat da realisitis. Sehingga, tidak berumur panjang, ramai diawal, namun akhirnya kolaps dan ambruk. “Pelaku usaha yang gagal mengatur usahanya baik dari sisi keuangan dan sisi produksi maka bisa dipastikan tidak tahan lama, alias berumur pendek,” bebernya. Berkaitan dengan akses permodalan pelaku usaha kecil dan menengah sudah banyak yang mengajukan untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan tetapi sebagaian besar masih menjaminkan aset yang dimiliki seperti tanah, rumah atau sepeda motor, namun masih sedikit  yang mengajukan mengajukan proposal menjaminkan hitungan likuiditas perusahaan. Nugrohadi juga menyebutkan pada tahun ini, anggaran untuk fasilitasi UMKM di Wonosobo mengalami pemangkasan cukup besar. Padahal bidang UMKM dan koperasi membawa misi pengentasan kemiskinan. “Tahun ini anggaran fasilitasi untuk pelaku UMKM kita minim, karena ada pilkada dan pembangunan pasar itu. Ya gimana lagi, padahal kita didorong untuk  mengentaskan kemiskinan,” katanya. Pihaknya menegaskan, usaha kecil dan menengah di Kabupaten Wonosobo berbasis bahan lokal memiliki potensi yang luar biasa besar. Sebab, memiliki keanekaragaman bahan baku serta kekhasan kondisi geografisnya. Senada disampaikan Kasi UMKM, Gatot yang mengemukakan ada 9 sektor UMKM. Namun, sektor hortikulura pertanian yang potensial dan bisa bertahan. Hal tersebut sesuai dengan kondisi kabupaten pegunungan ini. Namun untuk proses pendataan jumlah pelaku memang dibutuhkan koordinasi lintas sektoral yang kuat, agar mampu memetakan secara keseluruhan pelaku UMKM tersebut. “Total jumlah memang kisarannya 60 ribu. Sedangkan untuk pelaku UMKM yang memiliki PIRT untuk jenis usaha olahan makanan sudah diatas 5.000 lebih pelaku. Sedangkan yang memegang sertipikat halal kisarannya masih ratusan, sebab harganya mahal,” ucapnya, Menurutnya, banyak pelaku bisa memproduksi barang atau makanan akan tetapi belum optimal untuk memperluas pasar atau menyiapkan bahan baku serta berhubungan dengan pihak perbnakan atau koperasi. “Idelanya memang pelaku usaha mikro dan kecil ini tergabung dalam koperasi. Sebab, koperasi ini akan berjaya jika dijalankan oleh orang orang yang produktif bukan konsumtif,” pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: