7 Prioritas Program Pengurangan Kemiskinan pada APBD 2022
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM - Arah pembangunan Kabupaten Wonosobo pada tahun 2022 masih terdampak pandemi Covid-19. Program sesuai visi misi Bupati yang diarahkan dalam upaya penanganan dampak akibat adanya pandemi Covid-19 antara lain Sektor Infrastruktur melalui Program Wonosobo Maer. “Peningkatan kualitas jalan kabupaten, peningkatan aksesibilitas dan konektivitas wilayah. Peningkatan aksesibilitas dan konektivitas wilayah penghubung fasilitas sosial ekonomi. Peningkatan akses air minum dan sanitasi layak dan penanganan persampahan,” ungkap Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, dalam rapat paripurna jawaban atas pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Wonosobo terhadap Rencana APBD Tahun Anggaran 2022. Menurutnya, selain infrastruktur, arah pembangunan tahun depan juga untuk sektor kesehatan melalui program unggulan Wonosobo Sehat, melalui pencapain target vaksinasi bagi masyarakat Wonosobo. Peningkatan sarana dan prasarana kegawatdaruratan, dan pengembangan kampung aman pangan. “Sedangkan sektor pendidikan melalui program unggulan Wonosobo Pintar, upaya yang akan dilakukan pemberian beasiswa bagi anak putus sekolah. pengembangan kewirausahaan sekolah dan pesantren,” katanya. Salah satu prioritas pembangunan Kabupaten Wonosobo Tahun 2022, sebagaimana telah dicantumkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2021-2026, adalah penguatan pengurangan kemiskinan. Fokusnya pada 7 program yaitu pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin melalui penyediaan beasiswa bagi siswa miskin, atau Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (ATS), serta penyediaan jaminan kesehatan nasional penerima bantuan iuran (JKN PBI). Kemudian, perbaikan sistem pengelolaan data sasaran melalui validasi DTKS, pengembangan keterampilan petani rumah tangga miskin/buruh tani, pengembangan start-up wirausaha baru bagi masyarakat miskin secara berkelanjutan, peningkatan akses permodalan melalui subsidi bunga kepada UMKM/petani dari rumah tangga miskin berdasarkan data DTKS,k emitraan usaha dan pemasaran produk bagi masyarakat miskin dengan usaha kecil maupun usaha besar dan penyediaan akses rumah layak huni. “Selain itu Kabupaten Wonosobo telah mereplikasi program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, melalui Program Satu OPD Satu Desa Dampingan di 15 (lima belas) desa kategori Merah,” katanya. Sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan Kabupaten Wonosobo, sangat terpengaruh akibat adanya pandemi covid-19. Hal tersebut berpengaruh pada penerimaan PAD dari sektor pariwisata. Strategi pembukaan kembali destinasi pariwisata, khususnya Daerah Tujuan Wisata, pada tahun 2022 pasca pandemi covid-19, tetap menyesuaikan regulasi yang dikeluarkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten melalui Satgas covid-19. “Mengacu pada kondisi saat ini, dimana Kabupaten Wonosobo masuk level 3 PPKM. Pembukaan daerah tujuan wisata masih bersifat simulasi, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, yakni 25% dari kapasitas maksimal, menunjukkan kartu vaksin bagi pengunjung, memakai masker, serta penyediaan sarana prasarana cuci tangan atau handsanitizer,” terangnya. Jika kondisi Kabupaten Wonosobo pada tahun 2022 masih sama dengan kondisi saat ini, maka SOP pemberlakuan pembukaan daerah tujuan wisata masih sama. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: