Ada 7 Alasan UMKM Wonosobo Harus Go Digital
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM - Sebanyak 100 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengikuti Digital Enterpreneurship Academy (DEA). Melalui kegiatan tersebut, mereka didorong menerapkan prinsip-prinsip usaha berbasis digital, dengan menyesuaikan perkembangan tekonologi informasi terkini. Zulfahmi, salah satu narasumber DEA dari Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Wonosobo mengemukakan setidaknya ada tujuh alasan para pelaku usaha kecil menengah beralih ke digital atau go digital. Hal ini penting karena saat ini interkasi antara penjual dan pembeli sudah tidak terbatas. “Jadi tujuh alasan UMKM kita harus go digital diantaranya untuk menjangkau pasar yang lebih luas, meminimalisir hilangnya target pasar, pertumbuhan pengguna internet yang kian pesat, UMKM menjadi lebih professional, biaya operasional lebih rendah dan bujet pemasaran bisa diatur sesuai dengan kebutuhan serta berharap pertumbuhan usaha lebih cepat,” katanya. Menurutnya, para pelaku UKM di Wonosobo, juga harus punya semangat lebih, karena di masa pandemi hampir semua sektor melemah. Dengan adanya DEA diharapkan dapat membantu mereka menghadapi situasi menuju kestabilan usaha. “Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa bisnis digital sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dunia bisnis masa kini dan juga di masa depan,” ucapnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Diskominfo Kabupaten Wonosobo, Retno Eko SN juga menegaskan pentingnya pemahaman terhadap tekonologi informasi bagi para pelaku UMKM di Kota berhawa sejuk ini. “Pada bulan Maret 2021, data mengungkap jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 212 Juta jiwa lebih. Ini jelas merupakan pasar yang sangat potensial,” katanya. Adanya inisiatif dari BPSDMP Kominfo Yogyakarta, diakuinya sangat layak untuk diapresiasi, karena dengan DEA, para pelaku UKM mendapatkan ilmu berharga untuk pengembangan usaha mereka. Pemerintah Kabupaten Wonosobo, juga terus berupaya untuk mendorong agar pengusaha-pengusaha lokal mendapatkan kesempatan untuk berkembang. Melalui Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM, pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk pelatihan kerajinan bambu, temu mitra dengan pembeli / buyer potensial, serta pelatihan home industry dan fasilitasi kemitraan usaha bagi pelaku UKM. “Ada pula pelatihan marketplace, inovasi prodyk olahan jamur pelatihan pemisahan USP dengan unit usaha lain, hingga pelatihan manajemen usaha kecil yang dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK),” tandasnya. Sedangkan Perwakilan dari BPSDMP Yogyakarta, Suwarto menambahkan, DEA hadir sebagai sarana mengembangkan sistem jaringan usaha pelaku UMKM dengan basis pasar bisnis yang kuat. Revolusi industri 4.0 adalah tantangan sektor perdagangan agar semakin kompetitif, sehingga semua pelaku usaha harus mampu bersahabat dengan perkembangan teknologi. “Bagi pelaku UKM, DEA menjadi kunci untuk memperluas kompetensi digital marketing yang mampu memberikan ruh ideologi sesuai misi kedua pemerintah daerah, yaitu membangun perekonomian yang tangguh melalui produk-produk unggulan,” pungkasnya. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: