Ada yang Untung, Banyak yang Buntung, Inilah Nasib Petani Tembakau di Temanggung saat Panen Raya
TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM - Panen raya tembakau 2021 telah berlalu, dari hasil panen ada petani yang beruntung namun juga banyak petani yang buntung, bahkan tidak sedikit petani yang harus menanggung kerugian dari puluhan juta hingga ratusan juta."Panen raya sudah berlalu, saat ini petani tinggal merasakan hasilnya, kalau yang sedang dikasih rejeki hasilnya bagus, tapi kalau yang sedang tidak beruntung ruginya juga banyak," kata Kepala Desa Tlilir Kecamatan Tlogomulyo, Fathrur Romantis Minggu (28/11). Menurutnya, cuaca saat panen raya tembakau tahun ini sangat tidak berpihak pada petani, sehingga sangat mempengaruhi kualitas dari tembakau itu sendiri. Namun katanya, dari ribuan ratusan hektar tanaman tembakau di desanya juga ada yang bagus, hanya saja jumlahnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan luasan tanaman tembakau di desanya. "Di tahun ini rata-rata tidak bagus, tapi ada juga yang bagus. Kalau yang bagus ini istilah jawanya sedang dapat pulung (keberuntungan)," jelasnya. Dijelaskan, harga jual tembakau di panen raya tahun ini rata-rata antara Rp40.000 hingga Rp60.000 per kilogram, kalaupun ada harga Rp70.000 - Rp90.000 ,itu hanya segelintir petani saja. "Sekarang ini harganya patra (empat puluh merata)," jelasnya. Ia mengakui, memang ada harga tembakau yang tembus Rp850 ribu per kilogram, itu hanya punya salah satu petani saja, sedangkan yang lainnya dikisaran Rp400 ribu - Rp500 ribu per keranjang, harga itu juga hanya dinikmati beberapa petani saja, tidak semua petani di Desa Tlilir. Menurutnya, tembakau yang mahal tersebut memang mempunyai karakter lahan yang baik secara turun temurun dan pemiliknya sudah mempunyai nama dari dulu dari segi tanah, pengolahan dan penggarapan. "Kami benarkan bahwa harga tembakau di Desa kami ada yang tembus harga Rp850 , Rp750, Rp400 ribu per kilogram, tetapi itu hanya beberapa tembakau petani yang memang tahun ini ketiban pulung ( keberuntungan) pada saat musim kurang bersahabat. Harga mahal tersebut tidak dirasakan oleh semua warga kami,"tukasnya. Ia mengatakan, memang dari dulu Desa Tlilir termasuk desa penghasil tembakau kwalitas baik atau srinthil tetapi musim panen tahun ini kurang bersahabat sehingga berpengaruh terhadap rata rata kwalitas panen tembakau. Tidak seperti harga pada waktu panen musim bagus atau musim mendukung yang semua petani menikmati harga baik pada saat petikan protolan. "Perlu kami sampaikan harga tembakau musim ini berbeda dengan tahun tahun dulu , kalau musim panen cuaca bagus , dulu contohnya di tahun 2014 kebawah harga rata rata baik tidak terpaut jauh dengan harga tembakau yang ketiban pulung , kalau sekarang terpautnya terlalu jauh,"katanya. Banyak faktor yang mempengaruhi nilai jual tembakau faktor cuaca dan alam yang kurang mendukung, dan siapa yang mampu melawan kodrat alam, Ia mengimbau kepada semua petani agar dalam pengolahan dan pengarapan tembakau dapat selalu menjaga kualitas dan kemurniannya agar nanti dalam penjualannya dapat meningkat harganya. "Kami memohon kepada industri dan pemerintah kedepan ini menjadi awalan semoga petani tembakau di masa mendatang dapat merasakan harga yang bagus bisa dinikmati semua petani sehingga kita dapat merassakan dan menikmati indahnya musim panen tembakau," Harapnya. Pihaknya juga berharap agar Pemerintah pusat melindungi keberlangsungan pertanian tembakau, kedepan petani tembakau bisa semakin sejahtera dengan harga jual tembakau yang bagus. "Usulan kami bahwa impor luar negeri untuk segera dibatasi, kebijakan yang lain harus berpihak terhadap petani tembakau termasuk struktur tarif cukai jangan dinaikan lagi," tandasnya.(set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: