Aktivitas Gunung Sindoro Masih Normal, Masyarakat Tetap Melakukan Aktivitas Seperti Biasa

Aktivitas Gunung Sindoro Masih Normal, Masyarakat Tetap Melakukan Aktivitas Seperti Biasa

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Masyarakat di lereng Gunung Sindoro tetap melakukan aktivitas seperti biasa, pasalnya di puncak Gunung Sindoro masih normal dan belum pada peningkatan yang membawa dampak pada aktivitas gunung. Slamet Rahayu salah satu warga Desa Balesari Kecamatan Bansari menuturkan, dirinya baru mengetahui adanya peningkatan aktivitas Gunung Sindoro dari media sosial. Sebab meskipun tinggal di lereng Gunung Sindoro namun ia tidak merasakan adanya peningkatan aktivitas. "Saya tahunya dari media sosial, kalau secara langsung saya tidak merasakan," tuturnya, Jumat (12/2). Menurutnya, sejak ada peningkatan aktivitas pada tahun 2011 lalu, masyarakat sudah terbiasa dengan adanya peningkatan aktivitas Gunung Sindoro. Karena peningkatan yang terjadi di puncak gunung itu masih tergolong peningkatan yang normal. Saat ini sebagian besar masyarakat di lereng gunung sudah semakin memahami informasi, ketika ada yang belum tahu kejelasannya, masyarakat tidak serta merta mempercayainya. Baca Juga Polres Magelang Bongkar Kasus Aborsi, Amankan Sepasang Mahasiswa Asal Purworejo dan Dukun yang Membantunya "Kalau kami kan sangat dekat dengan pos pemantauan, jadi kami tanya langsung kepada petugas di sana. Informasinya lebih pasti dan jelas," tuturnya. Nasoha warga lainnya juga menuturkan hal yang sama, sejauh ini masyarakat tetap beraktivitas seperti bisa, Gunung Sindoro sudah menjadi teman dan tempat tinggal bagi masyarakat. "Kami lahir dan besar di lereng Gunung Sindoro, jadi sedikit banyak sudah mengenalnya," ujarnya. Sementara itu Ketua Pos Pengamatan Gunung Sindoro-Sumbing Yuli Rahmatulloh mengatakan, meski aktivitas gempa vulkanik Gunung Sindoro di wilayah Kabupaten Temanggung dan Wonosobo sedikit meningkat, namun status gunung api ini masih tetap normal. "Pertengahan Desember 2020 sampai sekarang itu ada sedikit peningkatan terutama gempa vulkaniknya," katanya. Menurut dia peningkatan cukup signifikan terjadi pada 10 Februari 2021 sampai 48 kali gempa vulkanik, padahal normalnya di bawah 10 gempa vulkanik. "Peningkatan gempa vulkanik tersebut mungkin karena pengaruh curah hujan yang tinggi," jelasnya. Dengan curah hujan tinggi, terutama di puncak maka air hujan akan masuk ke kawah dan bersentuhan langsung dengan magma sehingga bisa menimbulkan gempa vulkanik. Karena masih levelnya yang normal, imbauan kepada masyarakat masih seperti biasa, yakni pendaki atau wisatawan dilarang mendekati bibir kawah dengan radius 200 meter. Kemudian untuk warga di kawasan lereng Gunung Sindoro tetap beraktivitas seperti biasa. "Kami terus pantau seperti biasa 24 jam dan nanti malam kami akan melakukan pengamatan di puncak, di situ akan melihat ada perubahan kawah atau tidak," katanya. (set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: