BPPT dan Pemkab Wonosobo Berkomitmen Penuhi Kebutuhan Benih Kentang yang Murah
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Badan Pengkajian dan Penerapan Tehnologi ( BPPT) dan Pemkab Wonosobo berkomitmen melakukan inovasi dan layanan teknologi untuk masyarakat, diantaranya memberikan pelatihan pembuatan benih kentang yang cepat, murah, dan mudah kepada petani kentang. Inovasi teknologi perbanyakan benih kentang dengan sistem bioreaktor ex vitro. Inovasi teknologi ini telah dimanfaatkan oleh PT Adhiguna Laboratory dan masyarakat petani sebagai penangkar dan budidaya di Kabupaten Wonosobo. “Ini panen kentang yang dikembangkan dari ex vitro dari BPPT, bibit yang dipakai kualitas bagus, bahkan terbaik, karena bibit dari fotokopi dari yang terbaik, hasilnya bisa dilihat, ukurannya lebih besar,” ungkap Kepala Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Soni Solistia Wirawan usai panen perdana kentang bibit ex vitro di Desa Serang Kejajar kemarin Baca Juga Menyasar SMAN 1 Kota Mungkid, Pak Babin Tekankan Masuk Polri Tak Dipungut Biaya Menurutnya, hasil panen kentang tersebut cukup membahagiakan, satu tanaman kentang bisa menghasilkan 2 kilogram, jika perhektar bisa sampai 30 ton, padahal dari benih yang biasa paling 15 ton. “Kita juga mempercepat pengadaan benih, biasanya benih cukup panjang tapi sekarang kita perkenalkan biorekator. Ini tahapan perbanyakan calon benih untuk ex vitro. Satu botol bisa kita hasilkan 200 benih tanamanan,” bebernya BPPT secara bertahap dan berkelanjutan terus memperkenalkan inovasi kepada masyarakat, mulai dari memperkenalkan bibit kentang ex vitro pembenihan lebih cepat, kemudian bioreaktor untuk mendukung percepatan. “Jika mendengar dari dari petani di Wonosobo, saat ini kita baru bisa memenuhi satu persen dari total kebutuhan bibit di Wonosobo. Sehingga, ini memiliki posisi dan peluang yang bagus ke depan,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Dispaperkan Wonosobo Abdul Munir mengemukakan bahwa perbanyakan pembenihan dengan model ex vitro merupakan lompatan yang luar biasa untuk menjawab kebutuhan petani kentang di Kabupaten Wonosobo. “Saya kira ini satu lompatan yang laur biasa, tehnologi perbanyakan perbenihan kentang support dari BPPT dari tahun ke tahun ada inovasi. Kita harap ada perbanyakan benih yang merupakan rantai lebih lanjut dari bireaktor,” katanya. Baca Juga Pabrik Ceriping di Magelang Terbakar, Diduga karena Karyawan Lupa Tutup Kran Minyak Menurutnya, Di Kecamatan Kejajar akan mampu memunculkan kemandiri kebutuhan benih benih terbaik, bukan benih sasal, melalui kultur jaringan, dimana penyakit dan jamur pasti tidak ada. “Benih ini sudah bersertipikat, ada uji dari bebas virus itu. tehnologi yang dihasilkan saat ini terbaik. Syukur petani di Kejajar juga bisa mengembangan g2 atau benih sebar,” ucapnya Perubahan itu akan membuat petani lebih untung, sehingga penggunaan lahan akan berkurang, sisanya digunakan untuk konservasi. Saat iini, bentuk gnol ada 120 ton per tahun, yang ex vitro bentuk stek itu 240 ribu batang. “ Itu untuk kebutuhan wonosobo yang mencapai luasan 4167 hektar, baru 10 persen untuk ex vitro, kalau gnol baru 0,1 persen. Padahal banjarnegara luasnya 11 ribu hektar. Dan sekarang benih sudah bersertipikat dari BPSP,” katanya Kepala Balai Bioteknologi BPPT Agung Eru Wibowo mengemukakan bahwa inovasi teknologi bioreaktor ex vitro untuk perbanyakan kentang yang telah dilakukan Balai Bioteknologi, BPPT memiliki keunggulan yaitu proses perbanyakannya cepat, efisien dalam penggunaan media tanam, serta benih memiliki performance atau vigor yang lebih baik. Baca Juga Audiensi dengan Warga di Kawasan Merapi, Ganjar Pastikan Warga Siap Bila Terjadi Erupsi “Inovasi lain yang dikembangkan untuk melengkapi teknologi ex vitro adalah teknologi perbanyakan tanaman menggunakan sistem bioreaktor,” katanya. Menurutnya, benih umbi G2 hasil aplikasi teknologi ini juga telah dilakukan uji tanam di lahan milik PT Adhiguna Laboratory di Desa Serang, Kecamatan Kejajar, dari sisi keekonomian, penyediaan dan perbanyakan benih kentang secara Ex Vitro lebih ekonomis apabila dibandingkan dengan penyediaan dan perbanyakan secara konvensional. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: