Pendaftar Tembus 44 Ribu, Liem Chie An Sebut Borobudur Marathon Masih Jadi Magnet Runner
Pendaftar Tembus 44 Ribu, Liem Chie An Sebut Borobudur Marathon Masih Jadi Magnet Runner--
SEMARANG, MAGELANG EKSPRES- Penyelenggaraan lomba lari internasional Bank Jateng Borobudur Marathon 2024 di kawasan Taman Lumbini Candi Borobudur, Magelang, 1 Desember mendatang makin mendapatkan atensi dari PB PASI usai naik kelas mendapatkan sertifikasi Road Race Label dari World Athletics.
Sekjen PB PASI Tigor Tanjung adanya World Athletics Label akan mendorong penyelenggara Borobudur Marathon (BorMar) lebih memberikan rasa aman dan nyaman pelari, karena ada aturan yang harus dipatuhi.
Aturan itu seperti semisal pengukuran rute, sterilisasi jalanan, jumlah water station, tenaga medis, dan keberadaan rumah sakit.
BACA JUGA:Bank Jateng Borobudur Marathon 2024 Dimulai Lebih Awal, Start Maju 30 Menit
''Kami apresiasi BorMar yang sudah mengantongi World Athletictis Label. Ini tentu sudah melalui assessment dari beberapa pelaksanaan lomba sebelumnya. Sebagai lomba lari di jalanan, fokus pada pelari itu penting. Jangan sampai misalnya rutenya masih ada kendaraan yang lewat, dan tersedianya titik-titik water station maksimal 5 km atau kurang dari itu,'' kata Tigor saat dihubungi Selasa 26 November 2024.
Label dari World Ahtletics, kata dia, juga akan memacu panitia BorMar untuk meningkatkan SDM yang menangani. Tigor berharap, BorMar selanjutnya mampu memberikan daya pikat bagi pelari internasional untuk datang ke Magelang.
''Keunikan lomba maraton di sini adanya lanskap Candi Borobudur, rutenya yang naik turun. Bisa saja misalnya di tahun depan dirancang lagi agar naik kelas. Kalau sekarang dapat Label Road Races, selanjutnya jadi Elite Label, tapi syaratnya hadiahnya naik dan diikuti pelari elite internasional. Menuju ke Gold Label atau Platinum Label syaratnya lebih susah lagi,'' kata Vice President Asian Athletics Association itu.
Faktor Cuaca
Disinggung soal antisipasi cuaca ekstrem saat berlangsungnya BorMar? Tigor mengatakan, hal itu bisa dilakukan dengan memajukan jadwal lomba, selain menyediakan tambahan water station. Selain itu, yang penting adalah sosialisasi cuaca dari panitia kepada peserta.
''Dalam atletik ada istilah ''Athletes First, Winning Second''. Artinya keselamatan atlet itu yang diutamakan. Makanya pada lomba tahun sebelumnya dihentikan lebih cepat karena suhu udaranya memang panas,'' katanya.
Tigor juga menyampaikan ikut gembira karena animo peserta BorMar masih luar biasa. Apalagi sejumlah pelari kenamaan Tanah Air juga tampil, serta event ini sebagai penggodokan talenta pelari muda.
Disinggung soal belum munculnya rekor pelari BorMar untuk mematahkan rekor waktu marathon yang dipegang Eduardus Nabunome (2 jam 19 menit 18 detik) dan bertahan hingga 31 tahun?
Dia menyebut memang ada harapan lahirnya Edu-Edu baru di Tanah Air. Namun hal itu butuh kesiapan pelari dan kebijakan pemilik lomba. Dia mengatakan, faktor medan yang menanjak, miring, turun dan berbelok-belok berpengaruh pada kecepatan pelari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: