Empat Siswa Magang Belum Ditemukan

Empat Siswa Magang Belum Ditemukan

BREBES – Kapal Motor (KM) Pieces asal Brebes tenggelam di perairan Matasiri, Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Selasa malam (30/7). Tercatat, 5 penumpang di antaranya merupakan siswa SMK Negeri 1 Bulakamba yang tengah mengikuti program Praktik Kerja Lapangan (PKL). Satu korban selamat. Namun, empat siswa lainnya belum ditemukan. Dari informasi yang dihimpun, KM Pieces tenggelam setelah sebelumnya terbakar akibat terjadi kerusakan. Satu korban yang selamat kini sedang dievakuasi menuju Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP) di Pekalongan. Korban tersebut yakni, Muhammad Samlawi asal Desa Kupu, RT 07 RW 07 Kecamatan Wanasari. Sementara siswa yang belum ditemukan Febry Pratama Alan R., siswa asal Desa Tegalglagah, RT 04 RW 09, Kecamatan Bulakamba; Priyanto asal Desa Petunjungan, RT 02 RW 02, Kecamatan Bulakamba; M. Kastari asal Desa Tegalglagah, RT 02 RW 04, Kecamatan Bulakamba; dan Hikmal Ramadhan asal Kelurahan Pasarbatang, RT 01 RW 07, Brebes. Kepala SMK Negeri 1 Bulakamba Slamet Riyadi mengatakan, kapal tersebut berangkat dari Pekalongan dengan tujuan Selat Makassar untuk mencari ikan. Dari 37 penumpang kapal, 5 di antaranya adalah siswa SMK Negeri 1 Bulakamba. Pihaknya baru mendengar kabar itu pada Rabu malam (31/7). Kamis paginya, pihak sekolah bertandang ke PPNP Pekalongan untuk memastikan kabar tersebut. ”Jumat paginya, kami pihak sekolah mendatangi masing-masing rumah korban yang merupakan siswa kami. Korban di antaranya, 2 siswa berasal dari Desa Tegalglagah, 1 siswa dari Desa Petunjungan, 1 siswa dari Kelurahan Pasarbatang, Brebes; dan 1 siswa dari Desa Kupu, Kecamatan Wanasari yang dikabarkan selamat,” katanya saat ditemui di sekolah, Sabtu (3/1) pagi. Dia menjelaskan, tenggelamnya KM Pieces yang dinahkodai Nasori, 41, warga Wonokerto Wetan, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan ini masih dalam proses evakuasi dan pencarian korban. Pihak PPNP Pekalongan mendapat kabar KM Pieces tenggelam Selasa malam,  (30/7). ”Sebelum berlayar kondisi kapal sudah laik jalan dan tidak ada kerusakan apapun. Jadi ini memang musibah yang harus diterima. Kami juga harus memberi tahu kejadian ini kepada keluarga siswa kami,” jelasnya. Dia menuturkan, setiap siswa sekolah kejuruan diwajibkan mengikuti program praktik kerja industri (prakerin). Untuk jurusan pelayaran atau nautika siswa harus berlayar minimal selama 6 bulan, yakni 1 bulan saat kelas 1 dan 5 bulan saat naik kelas 2. Masing-masing siswa di sekolahnya juga sudah diikutkan asuransi. ”Setiap siswa yang baru mendaftar di sekolah ini sudah mengikuti asuransi. Terkait kejadian ini, kami belum menerima kepastian siswa kami kondisinya seperti apa. Kami masih mencari informasi terkait kejadian ini,” tuturnya. Slamet menerangkan, KM Pieces mulai berlayar Minggu (21/7) menuju Selat Makassar untuk mencari ikan. Kapal itu akan berlayar selama 5 bulan dengan 2 kali pemberangkatan. Masing-masing berlayar selama 2-3 bulan. Namun nahas, belum lama berlayar kapal tersebut mengalami kecelakaan. Korban selamat bernama Samlawi baru akan sampai di Pekalongan Minggu malam (4/8). ”Korban selamat ini sedang dalam perjalanan menuju Pekalongan melalui jalur laut,” pungkasnya. Dia mengatakan, keluarga dari tiga korban yang hilang didampingi perwakilan sekolah, Minggu (4/8) pagi tengah menuju ke Pelabuhan Pekalongan. Selain untuk mencari perkembangan informasi terbaru, juga memastikan satu korban selamat yang belum diketahui identitasnya. ”Tadi, tiga keluarga yang merupakan orang tua siswa berangkat ke Pekalongan bersama perwakilan dari sekolah. Mereka ke Pekalongan untuk memastikan nasib anaknya. Salain siswa kami, infonya ada satu korban lagi yang ditemukan selamat. Tapi, kami belum mendapat secara detail identitasnya,” sambung Slamet Riyadi saat dikonfirmasi perkembangan informasi kejadian ini. Lebih lanjut dia mengungkapkan, di sekolahnya total siswa yang melaksanakan PKL dari semua jurusan ada sekitar 300 siswa. Namun siswa yang melaksanakan PKL di kapal sebanyak 60 siswa, termasuk 5 korbanya. Mereka tersebar di sejumlah kapal pencari ikan. Sedangkan kelima korban tersebut ikut di KM Pieces. ”Musibah ini baru kali pertama menimpa siswa kami yang PKL. Sebelumnya tidak pernah dan berjalan lancar. Bahkan, kami juga sudah lama bekerjasama dengan pemilik kapal KM Pieces terkait PKL siswa kami. Sebelumnya tidak ada masalah dan lancar. Dari kondisi kapal juga layak serta memiliki surat lengkap. Makanya, kami jalin kerja sama,” ujarnya. Dia menambahkan, pihak sekolah masih terus berkomunikasi dengan pemilik kapal atau petugas yang ada di Pekalongan untuk mencari perkembangan informasi. ”Kita terus komunikasi dengan pihak di Pekalongan. Sehingga, jika ada perkembangan bisa langsung disampaikan ke keluarga korban,” pungkasnya. (fid/fat)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: