Gara-Gara Asap, Jokowi Malu 

Gara-Gara Asap, Jokowi Malu 

JAKARTA - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi. Hal ini membuat Presiden Joko Widodo pusing. Bahkan, kepala negara mengaku malu melakukan kunjungan kerja ke Malaysia dan Singapura. Sesuai jadwal, pekan depan Jokowi akan berkunjung ke dua negara tersebut. Panglima TNI dan Kapolri diperintahkan mencopot anak buahnya yang tak bisa mengatasi karhutla. Jokowi menegaskan karhutla berimbas buruk terhadap kedua negara tersebut. \"Saya ini kadang-kadang malu. Pekan depan, saya mau ke Malaysia dan Singapura. Tapi saya tahu minggu lalu sudah jadi headline. Judulnya jerubu masuk lagi. Saya cek istilah jerubu itu apa. Ternyata kabut asap kabut. Bapak, Ibu, dan saudara-saudari semuanya saya kumpulkan di sini untuk mengingatkan lagi pentingnya mengatasi kebakaran hutan dan lahan,\" ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8). Dia meminta jajaran di tingkat daerah, baik pemerintah maupun penegak hukum, menangani serius persoalan karhutla. \"Selain merugikan kita, imbas karhutla juga sampai ke negara tetangga,\" imbuh Jokowi. Jokowi menekankan pentingnya upaya pencegahan. Dia tak ingin kejadian seperti 2015 terulang lagi. \"Dibanding 2015, tahun ini memang turun titik apinya. Tapi dibandingkan 2018 naik lagi. Ini yang tidak boleh terjadi. Harusnya tiap tahun turun. Yang paling penting pencegahan. Jangan sampai api sudah membesar baru kita bingung. Itu tidak boleh terjadi. Menghilangkan total memang sulit, tetapi harus terus ditekan supaya turun,\" paparnya. Jokowi juga mengingatkan aturan penanganan karhutla. Menurutnya, ada perjanjian antara dirinya, Panglima TNI dan Kapolri yang dibuat pada 2015 lalu. Perjanjian itu masih berlaku. \"Aturan main kita masih sama. Saya ingatkan untuk Pangdam, Kapolda, Danrem, Kapolres, aturan main yang saya sampaikan 2015 masih berlaku. Saya pernah sampaikan ini kepada Panglima TNI dan Kapolri. Yang tidak bisa mengatasi Karhutla, dengan perintah yang sama, copot,\" tegasnya. Jokowi meminta TNI dan Polri membantu pemerintah daerah. \"Tolong pemda, gubernur, bupati, wali kota di-back up. Karena kerugian ekonomi besar sekali. Jadi Pak Panglima, Pak Kapolri, saya ingatkan lagi, masih aturan main kita masih berlaku,\" paparnya. Akibat karhutla di Indonesia, pemerintah Singapura mulai waspada. Badan meteorologi Singapura (NEA) menerbitkan peringatan negara tersebut bakal diterpa kabut asap dalam beberapa hari ke depan. NEA menyatakan saat ini terus memantau jumlah titik api di Sumatera dan Kalimantan serta arah angin. Mereka khawatir angin bakal bertiup ke arah tenggara dan selatan dan akan membawa kabut asap. Singapura juga memantau selama 24 jam Indeks Standar Polusi (ISP) untuk menentukan apakah udara Singapura berbahaya atau tidak. \"Dari pantauan kualitas udara saat ini, seluruh penduduk masih bisa beraktivitas normal,\" kata NEA dalam rilisnya, Selasa (6/8). Hal serupa juga dilakukan Badan Meteorologi Malaysia. Pemerintah negeri Jiran itu sudah menerbitkan peringatan agar penduduk di pantai barat semenanjung dan Negara Bagian Sarawak bersiap menghadapi kabut asap. Hal ini disebabkan meluasnya titik api yang terjadi di Sumatera. Direktur Jenderal Kesehatan Kemenkes Malaysia, Noor Hisham Abdullah, menerbitkan imbauan supaya masyarakat mengurangi kegiatan di luar. \"Kegiatan di luar bakal memicu pernapasan bekerja lebih keras dan menyebabkan metabolisme tubuh meningkat. Sehingga mudah terjangkit penyakit yang dipicu kabut asap dan cuaca panas,\" ujar Hisham. Selain itu, pemerintah Malaysia juga meminta warganya mengenakan masker jika harus berkegiatan di luar. (rh/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: