Hari Kartini, Susy Susanti, dan Emas Olimpiade 1992

Hari Kartini, Susy Susanti, dan Emas Olimpiade 1992

MAGELANGEKSPRES.COM,Jakarta - Legenda hidup bulutangkis Susy Susanti mengaku Raden Ajeng Kartini punya andil besar dalam kariernya sebagai pebulutangkis sampai mampu menyabet emas Olimpiade. Berkat perjuangan Kartini, perempuan Indonesia punya kesempatan memilih bidang yang ia tekuni, sama seperti laki-laki. Tak terkecuali Susy, yang saat ini memilih berkarier sebagai atlet bulutangkis. \"Kartini memberi inspirasi kepada saya. Saat ini, kita boleh memilih bidang apapun dan berprestasi apapun seperti pria,\" kata Susy dalam bincang-bincang lewat Live Instagram dengan Menpora Zainudin Amali di hari Kartini, Selasa (21/4/2020). \"Saya sebagai wanita ingin memberikan sesuatu yang terbaik lewat bakat saya yaitu bulutangkis,\" ungkapnya. Saat itu, sebut Susy, menjadi atlet berprestasi tidak mudah. Dibutuhkan kerja keras dan perjuangan, meskipun akhirnya apa yang dicita-citakannya tercapai. Istri dari Alan Budikusuma itu meraih gelar juara Olimpiade 1992 setelah sukses mengalahkan tunggal putri Korea Selatan, Bang Soo Hyun, di partai final dengan skor 5-11, 11-5, dan 11-3. \"Itu perjalanan karier saya, dan syukur bisa meraih medali emas Olimpiade untuk Indonesia pada 1992. Itu pertama kali bulutangkis dipertandingkan di multievent itu dan saya memenuhi target pemerintah dan harapan saya secara pribadi bisa mengibarkan Merah Putih di mata internasional,\" bebernya. Kesempatan itu, menurut Susy, tidak hanya dirasakan dia secara pribadi. Sekarang ini, perempuan Indonesia sudah mulai mengisi tempat di semua lini dan kesempatannya cukup terbuka lebar. \"Kita melihat Indonesia pernah dipimpin wanita Ibu Megawati, lalu sekarang Ketua DPR dipegang Ibu Puan Maharani. Jadi banyak perempuan Indonesia yang berprestasi dan berbakti untuk Indonesia,\" tutur dia menjelaskan. \"Untuk itu, saya mengajak perempuan untuk menyalurkan bakatnya di bidang prestasi masing-masing,\" ujarnya. Di sisi lain, Susy menegaskan dirinya tetap memprioritaskan keluarga. \"Keluarga tentu nomor satu, tapi di waktu tertentu kita harus bekerja dan menyalurkan hobi kita. Jadi bagaimana kita bisa mengaturnya saja.\" (net)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: