Kerugian Bencana Capai Rp1.2 M

Kerugian Bencana Capai Rp1.2 M

Selama Triwulan Pertama TEMANGGUNG – Dari sejumlah bencana alam yang terjadi di wilayah administrasi Kabupaten Temanggung selama dua bulan terakhir, perkiraan kerugian yang diderita mencapai Rp1, 2 miliar. “Perkiraan kerugian bencana alam dari Januari hingga awal Maret ini kami hitung sudah mencapai kurang lebih Rp1, 2 miliar,” kata Plt Kepala Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung Gito Walngadi Senin (4/3). Ia mengatakan, kerugian hingga miliaran rupiah tersebut akibat beberpaa bencana alam seperti, tanah longsor, banjir, puting beliung dan bencana alam lainnya. Setidaknya tercatat sudah 45 bencana alam yang terjadi dari awal tahun hingga saat ini. “Dari kejadian bencana alam itu alhamdulilah tidak ada korban jiwa, hanya saja kerugian yang diderita sudah cukup banyak,” terangnya. Dirincikan dari 45 bencana tersebut, yang terbanyak puting beliung sekitar 35 kejadian. Sedangkan longsor mencapai 7 kejadian. “Bencana alam ini terjadi di sejumlah kecamatan yang ada di Temanggung, rata-rata bencana alam ini terjadi di daerah yang sudah menjadi langganan bencana alam,” terangnya. Dari sejumlah bencana alam tersebut, pihaknya sudah langsung memberikan bantuan berupa sembako pada korban. Kerugian di atas Rp10 juta mendapat bantuan material bangunan sedangkan yang berada di bawah Rp10 juta mendapat bantuan dana. “Tidak hanya bantuan tenaga saja, kami juga sudah langsung memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh korban bencana alam,” katanya. Disampaikan pada 2019, BPBD menganggarkan dana untuk tanggap bencana sebanyak Rp1, 7 miliar, sedangkan dana rehabilitasi rekonstruksi sebanyak Rp700 juta. Sebagian dana itu sudah dipakai dan nanti jika masih kurang akan dimintakan kembali pada pemerintah. Gito menambahkan, ada 6 kecamatan di Kabupaten Temanggung yang rawan bencana, yakni Kecamatan Pringsurat, Kaloran, Kandangan, Tretep, Kranggan dan Kecamatan Wonoboyo. Selain enam kecamatan tersebut wilayah lain juga sangat mungkin terjadi bencana alam. “Kami memang sudah petakan daerah rawan bencana alam, namun tidak menutup kemungkinan bencana alam terjadi di daerah yang tidak masuk dalam pemetakan kami. Oleh karena itu warga harus selalu meningkatkan kewaspadaanya, apalagi selama musim penghujan ini,” tandasnya. (set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: