Kisah Pilu Ini yang Diceritakan Warga Wadas Purworejo kepada Utusan Presiden

Kisah Pilu Ini yang Diceritakan Warga Wadas Purworejo kepada Utusan Presiden

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.COM - Problem penambangan quarry untuk material Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo kian pelik seiring sulitnya menemukan solusi atau titik temu antara kepentingan warga yang pro, kontra maupun kepentingan pemerintah. Karenanya Presiden Jokowi diminta untuk memberikan perhatian serius agar persoalan ini segera tuntas. Harapan tersebut mengemuka dalam dialog utusan Kantor Staf Kepresidenan (KSP) dengan Warga Desa Wadas, Jumat (11/2) digelar di serambi masjid Desa Wadas. Kehadiran KSP tetsebut disambut oleh ratusan warga Desa Wadas. KSP kemudian berdiskusi kepada warga yang tidak setuju terhadap penambangan batuan quarry di Wadas. Dalam diskusi itu warga bergantian menceritakan kisah kepiluan di Wadas yang mana telah terjadi konflik horizontal di desanya. Warga juga sampai menangis saat menceritakan bagaimana polisi menangkap mereka pada saat kejadian kericuhan. Sampai sejauh ini warga tetap menolak dengan adanya penambangan. Warga juga meminta Presiden Joko Widodo untuk menuntaskan masalah di Wadas. Setelah mendengar aspirasi dari warga, perwakilan KSP berjanji akan menyampaikan semuanya kepada. BACA JUGA Polemik di Desa Wadas Purworejo, Kantor Staf Presiden Bereaksi. Kirim Utusan Turun, Dengarkan Keluh Kesah Warga Dalam kunjungan perwakilan KSP tersebut warga menumpahkan segala keluh kesah mereka selama ini. Salah satunya adalah Mukti (29) warga Dusun Kaliancar, Desa Wadas yang dengan tegas tetap menolak penambangan di Wadas. \"Alhamdulillah presiden sudah mengutus daripada stafnya untuk meninjau langsung kejadian yang di bawah itu seperti apa khususnya yaitu di desa kami Wadas, disaksikan sendiri tadi masyarakat yang di sini mayoritas adalah menolak penambangan quarry, kami semua sepakat untuk menolak,\" ungkapnya. Pada saat pengukuran lahan yang berujung kericuhan kemarin, menurutnya suasana Desa Wadas sangat mencekam selama 3 hari. \"Soal masalah kemarin (kericuhan) juga sudah banyak yang bersaksi, dari kesaksiannya kemarin ada beberapa yang ditangkap, ada yang dipukul. Masyarakat juga menjadi trauma, sampai 3 malam kondisi desa kami mencekam, saya yang merasakan sendiri, saya murni masyarakat sini, saya juga punya tanah di sini,\" katanya. Dirinya mengharapkan aspirasi dan keluhan masyarakat bisa tersampaikan langsung kepada presiden melalui staf kepresidenan ini. \"Harapannya mereka (staf kepresidenan) bisa menyampaikan aspirasi kami kepada presiden, untuk segera menuntaskan masalah ini, untuk memberi penjelasan kepada masyarakat kami, bahwa IPL (Izin Penetapan Lokasi) di Wadas harus segera dicabut, jangan ada penambangan di desa kami,\" jelasnya. (luk)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: