Naikkan Anggaran Bansos Bisa Tekan Angka Kemiskinan
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Angka kemiskinan tahun 2020 ini diperkirakan akan bertambah. Namun, angka kemiskinan bisa ditekan jika pemerintah menaikkan anggaran bantuan sosial (bansos) di tengah pandemi corona atau Covid-19 ini. Upaya itu dianggap bisa melindungi masyarakat miskin dan rentan miskin. Demikian rekomendasi dari Center of Reform on Economics (CORE) Indoenesia agar angka kemiskinan tak bertambah pada tahun ini. CORE Indonesia sendiri memproyeksikan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan akibat Covid-19 bisa bertambah 5,1 juta hingga 12,3 juta pada kuartal II/2020 ini. Menurutnya, anggaran stimulus sebesar Rp405,1 triliun yang digelontoran pemerintah terbilang rendah. Di mana, Rp110 triliun dilakikan untuk bansos atau social safety. Selain itu, ia juga menyoroti realisasi penyaluran bansos agar tepat sasaran dan nilainya tak berkurang. Untuk itu perlu adanya sistem yang lansung ke penerima bansos. \"Alternatif yang dapat ditempuh pemerintah adalah menggandeng bank pemerintah untuk melakukan transfer bansos secara langsung melalui rekening khusus untuk setiap penerima bantuan,\" kata ekonom CORE Indonesia, Akhmad Akbar Susamto, Selasa (5/5). Selain itu, pemerintah harus menurunkan beban masyarakat miskin dan rentan miskin dengan menurunkan biaya-biaya komoditas yang harganya dikontrol pemerintah. Antara lain menurunkan harga BBM, tarif listrik, LPG 3 kilogram, dan diskon tarif air bersih. CORE Indonesia juga mengusulkan adanya insentif bagi petani, peternak, dan nelayan melalui skema pembelian produk oleh pemerintah dan perbaikan jalur logistik. Nah, jika insentif tak diberikan, maka potensi pertambahan pendudukan miskisn akan terus meningkat. Di sisi lain, lanjut dia, pemerintah juga perlu meralokasikan lebih banyak lagi belanja modal dan belanja barang pada APBN serta melakukan burden sharing antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan mengalihkan sebagian TKDD kepada bansos. Hal yang sama juga dikatakan ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Fajar B Hirawan. Anggaran bansos Rp110 triliin dinilai masih terbilang rendah. Karenanya, perlu ditingkatkan agar tak terjadi pertambahan angka kemiskinan di Indonesia. Itu karena akan ada masyarakat yang tadinya belum masuk ke zona miskin menjadi masuk ke zona miskin akibat wabah Covid-19. \"Mengenai skema yang tepat terkait BLT, saya pribadi cenderung lebih memilih skema tunai dibandingkan cashless, sesuai dengan namanya yaitu bantuan langsung tunai,\" kata Fajar. Menurutnya, skema tersebut lebih cocok, karena penerima akan lebih fleksibel dalam menggunakan uang yang diterima ketimbang dalam bentuk barang atau sembako. Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan adanya pandemi corona terjadi perubahan baseline 2020 yang signifikan, bahkan secara fundamental telah memukul sektor-sektor yakni kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan. “Dampak Covid-19 ini telah menyebabkan ekonomi global kemungkinan masuk di dalam resesi. Kalau proyeksi yang tadinya IMF menyebutkan tahun 2020 itu ekonominya tadinya diperkirakan tumbuh 3,3 persen, maka revisinya mereka akan menjadi negatif tahun ini,” ujar Menkeu. Kondisi ini, akan menebabkan angka kemiskinan potensi meningkat dalam skenario berat bisa naik menjadi 1,1 juta orang atau dalam skenario lebih berat akan menghadapi kemungkinan tambahan kemiskinan 3,78 juta orang.(din/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: