Pelatihan Barista bagi Penyandang Disabilitas di Temanggung

Pelatihan Barista bagi Penyandang Disabilitas di Temanggung

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Barista menjadi salah satu pilihan profesi yang ditekuni oleh penyandang disabilitas intelektual di Temanggung. Mereka dilatih mulai dari cara meracik hingga manajemen mengelola sebuah warung kopi. Kepala Bidang Resosialisasi dan Bimbingan Lanjut, Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini Temanggung, Ambarina Murdiati mengatakan, program ini diterapkannya mulai tahun ini agar anak-anak disabilitas mampu mengaplikasikan bimbingan keterampilan melalui kafe. \"Ini program rintisan terapi penghidupan. Jadi anak-anak mengaplikasikan pendidikan bimbingan keterampilan lalu dibuka kafe ini. Baru awal tahun ini berdiri, modalnya dari Kementerian,\" katanya. Kafe untuk pembelajaran penghidupan kaum disabilitas itu diberi nama D\\\'Tel yang merupakan singkatan dari Disabilitas Intelektual. Kafe dengan luasan 6,5x7 meter di bagian depan dan bagian belakang 8x2 meter ini di bawah naungan bagian instalasi produksi. Peralatan untuk seduh kopi sudah mulai dibeli sejak tahun 2019 dan 2020. Lalu tahun ini ada tambahan belanja modal untuk kafe sekitar Rp46 juta. Dijelaskan Ambarina, kaum disabilitas intelektual yang menyeduh kopi di kafe, sebelumnya telah belajar dalam kelas barista tahun 2019 lalu. Adapun penyedia makanan dibuat oleh disabilitas intelektual yang mengikuti keterampilan tata boga. Kaum disabilitas intelektual lebih terampil untuk melakukan berbagai keterampilan yang bersifat monoton dan dilakukan berulang-ulang seperti membuat makanan dan menyeduh kopi. \"Di kelas saat belajar, para penerima manfaat (PM) hanya berhadapan dengan instruktur. Sekarang di kafe ini PM dihadapkan pada konsumen,\" kata Ambarina. Menurut Ambarina, dulu disabilitas hanya belajar di kelas, sekarang mereka dilatih bagaimana mereka menjual dan melayani konsumen. Seperti menanyakan mau pesan apa, etika menghadapi konsumen, belajar menghitung dan memberikan uang kembalian dari pembayaran konsumen. Baca Juga Bupati Magelang Intruksikan Camat hingga Kades Pelototi Pendatang \"Moto kita mengantar menuju kemandirian anak-anak yang telah menyelesaikan rehabilitaai sosial. Sebelum mengelola kafe, anak-anak sudah training dengan magang di tempat kerja swasta,\" kata Ambarina. Sejauh ini pelatihan barista dan pengenalan kopi telah menjadi kurikulum resmi di BBRSBG yang dituangkan dalan perumusan rencana investasi. Selain diajari kopi, mereka juga praktek kerja magang di beberapa kafe untuk terapi penghidupan. Andhika (21) seorang barista penyandang disabilitas intelektual mengaku senang bekerja menjadi barista di Kafe D\\\'Tel. Sebelumnya ia magang kerja di sebuah kafe di daerah Kandangan, Temanggung. Pernah pula magang kerja di kafe di Prambanan Jogjakarta meski tidak lama. Mengelola kafe sendiri seperti sekarang membuat impiannya terwujud. \"Ini impian saya bisa mengelola kafe. Jadi bisa belajar dulu. Suatu ketika saya juga ingin punya kafe sendiri,\" ujar Dika.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: