Pemudik Masuk Pekalongan Tembus 38 Ribu, Diusulkan Tiap Desa Buat Karantina
MAGELANGEKSPRES.COM,PEKALONGAN- Jumlah pemudik di Kabupaten Pekalongan hingga akhir April 2020 sudah menembus 38 ribu orang lebih. Kewaspadaan terhadap mereka yang sebagian besar pulang dari zona merah pun harus ditingkatkan. Pasalnya, kasus positif Covid-19 di Kabupaten Pekalongan kali pertama ditemukan dari pemudik yang pulang kampung. Kasus pun berkembang hingga saat ini ada enam orang dinyatakan positif Covid-19, dimana dua di antaranya merupakan PNS di DPU dan Taru Kabupaten Pekalongan. Belum beragamnya isolasi mandiri bagi pemudik mengesankan ada stigma pemudik \\\'dikucilkan\\\'. Pasalnya, ada desa yang sudah menyiapkan tempat karantina khusus bagi pemudik, dan sebagian desa lainnya tidak menyiapkan hal itu atau pemudik hanya menjalani isolasi mandiri di rumahnya. \"Biar tidak ada stigma jika pemudik ini dikucilkan, bagaimana jika setiap desa di Kabupaten Pekalongan kebijakannya disamakan, yakni menyiapkan tempat karantina mandiri di tiap desa. Untuk kebutuhan bisa dibantu dari lingkungan di desa itu,\" ujar dokter Hasyim Purwadi, saat pertemuan Gugus Tugas dengan tokoh agama dan unsur Forkompinda di Aula Lantai 1 Setda, baru-baru ini. Ketua PCNU Kabupaten Pekalongan Muslich Khudori, menyatakan, menghindari penyakit adalah kewajiban setiap insan. Sehingga, tiap manusia tidak boleh mengabaikannya. Menurutnya, banyak pendatang yang tidak terdata, dan itu bukan sekedar mereka yang datang dari Jakarta. Santri pun, kata dia, banyak yang pulang dan tidak terdata, termasuk sopir-sopir travel. \"Setiap desa harus ada pemantau, dan desa hanya ada satu pintu masuk,\" usul dia. Dikatakan, madrasah dan sekolah banyak yang kosong. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk tempat karantina para pemudik. \"Persoalannya mampukah dari sisi kesejahteraan jika mereka ini disatukan di sekolah,\" kata dia. Sementara itu, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi dikonfirmasi jumlah pemudik saat penyaluran bantuan bahan pangan di Wiradesa, menyatakan, data pemudik di Kabupaten Pekalongan sudah tinggi, dan saat itu mencapai 37.957 orang. Menurutnya, data pemudik terbesar yaitu di Kecamatan Kesesi yang mencapai sekitar 5000, Kajen sekitar 3000, Sragi 3000, Bojong 2000, Paninggaran 3000, dan Kandangserang 3000. \"Terhadap daerah-daerah yang jumlah pemudiknya di atas 2000, aparatur desa dan kecamatan siap siaga dan mereka sudah melakukan isolasi mandiri namun tetap harus dalam pengawasan semua,\" kata dia. Sedangkan, Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti mengatakan, untuk mengantisipasi pemudik tim di desa agar berfungsi dengan baik. \"Saat ini sudah banyak desa yang menerapkan hanya ada satu pintu masuk saja, sehingga terpantau dan tersosialisasi apa yang harus dilakukan pemudik,\" kata dia. Sebelumnya diberitakan, Kepala Desa Sidomulyo, Kecamatan Lebakbarang, Yanto, mengatakan, pihak desa sudah menyiapkan tempat karantina mandiri bagi pemudik, terutama pemudik dari daerah merah. Dikatakan, tempat yang digunakan untuk mengisolasi pemudik ada di gedung TPQ. Dengan tiga lokal dan satu ruang kantor, gedung TPQ ini memiliki kapasitas untuk menampung sekitar 20 orang. \"Pertama kami sudah mengkarantina 8 pemudik, dan mereka sudah lulus. Yang baru kami mengkarantina 13 orang pemudik yang baru pulang dari Bali,\" kata Yanto. Dikatakan, untuk kebutuhan makan sehari-hari pihak keluarga yang mencukupi, namun dari desa juga memberikan bantuan. Selama dikarantina selama 14 hari, mereka tidak boleh ke luar dari wilayah karantina tersebut. \"Mandi juga di tempat itu. Selama 14 hari mereka benar-benar diisolasi di TPQ itu,\" kata dia. Menurutnya, pemudik yang dikarantina ini diawasi oleh Satgas Covid-19 tingkat desa, dengan pendampingan dari pihak Muspika Lebakbarang dan Dinas Kesehatan. \"Tiap hari kondisi mereka dipantau oleh satgas. Jika ada keluhan, satgas akan menghubungi Puskesmas,\" ujar dia. (had)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: