Peternak Ayam Petelur di Wonosobo Produktif, Tampung Pekerja Terimbas Pandemi

Peternak Ayam Petelur di Wonosobo Produktif, Tampung Pekerja Terimbas Pandemi

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Di tengah pandemi, beberapa usaha terpaksa tutup sementara maupun merumahkan para pekerjanya sementara. Bahkan lainnya terpaksa diliburkan karena tidak ada modal sama sekali. Namun beberapa sektor, terutama peternakan masih bertahan. Bahkan cukup stabil. “Kalau dari peternak, harga stabil tapi mungkin di pedagang ada perbedaan. Selisih untuk harga biasanya di sortasi besaran dan umur setelah dipanen saja. Kalau lebaran kemarin permintaan memang sempat turun tapi tidak signifikan, tidak sampai kuintalan,” ungkap peternakan asal Selomerto, Mulyanto yang selama ini mengelola lebih dari 500 ekor ayam petelur. Beberapa peternak ayam petelur juga banyak mengembangkan di kawasan Selomerto termasuk di Tumenggungan, Plobangan, hingga Semayu. Beberapa peternakan selain ayam petelur juga diimbangi dengan ikan maupun ayam pedaging. Menurut Mul yang sudah menggeluti usaha sejak tahun 2014 memang perkembangannya perlahan dari tahun ke tahun. “Dari sekitar 500 ekor biasanya dapat telur sampai 25 kilogram per hari. Dari catatan saya, sudah dua. Tahun ini harga telur di Wonosobo stabil. Hanya saja masuknya telur dari beberapa daerah termasuk banyumas jadi agak sulit memisahkan mana yang lokal. Padahal bagus yang lokal. Selisih dari peternak ke pedagang dan konsumen hanya Rp3.000 per kilonya. Untuk pengambilan per peti biasanya,” katanya. Dengan dibantu sedikitnya tiga tenaga harian, keuntungan kotor hariannya bisa mencapai Rp250.000 per hari. Diharapkannya bisa dikembangkan untuk bisa menampung lebih banyak pekerja. Bahkan salah satu pekerjanya juga eks karyawan toko di Pasar Induk Wonosobo yang dirumahkan sejak tiga bulan lalu. “Untuk menyiasati biasanya kita harus membuat pakan sendiri bahannya biasanya dengan gilingan jagung yang dicampur dengan kosentrat dan bekatul, sehingga dapat meminimalisir biaya pakan. Apalagi sekarang untuk jagung banyak yang dijual ke luar daerah. Kadang kami juga menanam sendiri,” katanya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: