Robusta Lokal Wonosobo Mulai Dilirik

Robusta Lokal Wonosobo Mulai Dilirik

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Meskipun selama beberapa tahun terakhir potensi komoditas kopi Wonosobo banyak dirajai oleh jenis kopi Arabika yang umum dibudidayakan di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, ternyata potensi kopi Robusta juga tak kalah bagusnya. Hal itu diungkapkan oleh Setyo, salah satu prosesor kopi asal Kertek yang selama ini lebih banyak menerima pasokan kopi basah jenis Robusta. Meskipun kurang populer, ternyata beberapa wilayah penghasil kopi Robusta sudah sejak lama menyuplai ke banyak pasar hingga produk jadinya dipasarkan di banyak daerah. “Kalau sebelum era pemrosesan kopi yang pakai mesin seperti sekarang ini, banyak yang mencampur begitu saja. Kadang si pemroses nya tidak tahu kalau dia sedang mengolah dua jenis kopi yang berbeda seperti robusta dan arabika. Tapi sejak tahun 2010 lalu sudah mulai banyak yang tahu dan sekarang bahkan mulai punya nama sendiri. Saya banyak ambil dari daerah Sapuran sampai kalikajar,” tutur Setyo, ditemui di pasar Kertek, kemarin (24/7). Diungkapkan Setyo, para petani yang masih memiliki kopi robusta tua banyak tersebar di kawasan bawah, seperti di kecamatan Leksono, Sukoharjo, hingga di beberapa wilayah di Selomerto, selain juga di Sapuran maupun Kalikajar bagian bawah. Menurutnya, citarasa robusta di lereng Sumbing cukup unik. “Awalnya dulu saya hanya mencoba beli kopi langsung dari petani dan saya sortasi sendiri yang merah. Sekarang petani sudah mulai mau petik merah ataupun minimal melakukan proses paska panen sendiri seperti proses natural,” imbuhnya. Meskipun harga kopi robusta per kilogramnya bisa setara dengan setengah harga kopi arabika, namun dari sisi tonase, ketersediaan robusta lebih unggul. Beberapa wilayah lain seperti Temanggung hingga Magelang juga masih banyak dibudidayakan kopi robusta. “Sekarang kami mulai jual kemasan 150 gram dengan harga kisaran Rp18.000, jauh di bawah arabika yang di harga Rp23.000 untuk 100 gram, bahkan beberapa jenis arabika juga di kisaran harga Rp35.000 sampai Rp50.000. potensinya cukup bagus untuk disasar ke konsumen harian non café,” ungkap salah satu pemroses di Mlipak, Yusuf. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: