Satu Keluarga di Pekalongan Jadi Korban Laka Tol Cipali

Satu Keluarga di Pekalongan Jadi Korban Laka Tol Cipali

MAGELANGEKSPRES.COM,SATU keluarga dari Dukuh Pantisari, Desa Pantianom, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan menjadi korban kecelakaan bus PO Sinar Jaya Nopol B 7949 IS dengan bus PO Arimbi Jaya Agung Nopol B 7168 CGA di Jalan Tol Cipali KM 117.800 jalur B, Kampung Sumberjaya, Desa Wanasari, Kecamatan Cipunagara, Kabupatan Subang, Jawa Barat, Kamis (14/11) dinihari, pukul 00.00 WIB. Satu orang tewas, satu luka berat, dan satu lagi menderita luka ringan dalam laka tersebut. Ketiga korban yang masih satu keluarga ini masing-masing Kuntasih (37), meninggal dunia, keponakannya bernama Nur Hidayah (27), luka berat, dan kakak dari korban Kuntasih bernama Rista Ana, mengalami luka ringan. Ketiganya pulang kampung dari Jakarta pada Selasa (12/11) agar bisa menggunakan hak pilihnya pada coblosan Pilkades di desa itu yang dilaksanakan Rabu (13/11). Usai coblosan, mereka pun kembali ke Jakarta dengan naik bus Arimbi dari Terminal Bayangan Gumawang Wiradesa pada Rabu malam, sekitar pukul 19.30 WIB, hingga musibah itu menimpa ketiganya. Suasana duka pun tampak di rumah duka di ujung gang buntu di Dukuh Pantisari, Desa Pantianom, Kamis (14/11) siang. Di halaman rumah duka dipasang teratak lengkap dengan kursi plastik untuk menyiapkan para takziyah yang akan menyambut kedatangan jenazah Kuntasih. Korban Kuntasih diperkirakan akan tiba di rumah duka Kamis petang, sekitar pukul 18.00 WIB. Antok (37), suami korban Kuntasih, ditemui di rumah duka, kemarin siang, menuturkan, istrinya, keponakan, dan kakaknya itu memang pulang kampung untuk mencoblos pada Pilkades di desanya. Ketiganya pulang kampung pada Selasa pagi dan kembali lagi ke Jakarta pada Rabu malam, karena cutinya hanya dua hari. \"Istri saya kembali berangkat ke Jakarta bersama kakak, keponakan, dan satu orang lagi temannya yang dipanggil Niam dari Pati. Keempatnya naik bus dari Wiradesa sekitar pukul 19.30 WIB,\" tutur dia. Baca Juga 7 Nyawa Melayang di Tol Cipali, Kecelakaan Maut Dua Bus Tak Layak Jalan Diceritakan, pada Rabu sekitar pukul 00.00 WIB, ia mendapat telepon WA dari nomor Hp kakaknya. Namun, telepon itu ternyata dari istrinya yang mengabarkan jika istrinya itu mengalami kecelakaan dan minta dijemput. \"Jam 12 malam saya terbangun karena ada telepon WA dari Hp kakak. Di telepon itu, istri saya sambil menangis mengatakan \\\'Pak aku kecelakaan tolong dijemput, karena pertolongan belum datang\\\',\" tutur Antok. Saat ditanya kecelakaan dimana, istrinya mengaku tidak tahu tempatnya, sehingga ia meminta agar share lokasi agar bisa menjemputnya. Namun, sekitar pukul 03.00 WIB ia kembali mendapat kabar dari kakaknya jika istrinya sudah meninggal dunia. \"Istri saya memang sengaja pulang untuk bisa nyoblos. Di sini sudah tradisi jika ada Pilkades pulang kampung tanpa ada jemputan dari para calon,\" kata dia. Dikatakan, istrinya itu sudah bekerja sebagai Prt selama 20 tahun di wilayah Jakarta Selatan. Istrinya ini meninggalkan dua orang anak, yakni Adis (15), anak dari suami pertamanya, dan Dinda (6), anak dengan dirinya. \"Adis sekarang kelas 1 SMA dan ikut mbahnya di Ngawi, sedangkan Dinda ikut kami di Jakarta. Saya sendiri bekerja sebagai sopir pribadi di Jakarta. Di sana (Jakarta), saya tinggal bersama istri dan anak,\" tuturnya. Ia sendiri usai coblosan tidak langsung kembali ke Jakarta karena masa cutinya sekitar satu minggu. Sedangkan istrinya hanya cuti selama dua hari. Akibat kecelakaan itu, selain istrinya yang meninggal dunia, keponakannya yang bernama Nur Hidayah juga mengalami luka berat. Menurutnya, dari informasi terakhir yang diperoleh keponakannya itu sudah sadar dari komanya. Sedangkan kakaknya yang bernama Rista Ana hanya mengalami luka ringan. \"Jenazah istri saya saat ini (kemarin siang) dalam perjalanan ke sini. Mungkin sekitar pukul 17.00 WIB atau 18.00 WIB sudah sampai. Jika memungkinkan nanti akan langsung dimakamkan,\" terang dia. Ia juga berharap agar keponakannya bisa segera sembuh. Jika diperbolehkan, lanjut dia, diharapkan keponakannya itu bisa dirujuk ke rumah sakit di Pekalongan agar pihak keluarga bisa menjaganya. \"Jika diizinkan, kami ingin keponakan bisa dirujuk ke rumah sakit di sini, tapi itu tergantung diizinkan atau tidak,\" harap dia. Ia sendiri mengaku tidak ada firafat sebelum musibah itu terjadi. \"Biasa saja, ndak ada yang aneh,\" ungkapnya. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: