Selangkah Lagi, Dieng Sebagai Warisan Geologi Bakal Terwujud
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM - Gagasan menjadikan dataran tinggi Dieng sebagai Taman Bumi (Geopark) Nasional, selangkah lagi bakal terwujud. Tahap akhir dari ide yang telah bergulir sejak tahun 2015 itu, dipastikan menemukan ujungnya pada akhir tahun 2021 ini. “Ini menjadi langkah akhir kita setelah sejak tahun 2015 memulai wacana menjadikan Dieng sebagai Geopark, karena pada Desember nanti Dieng akan ditetapkan sebagai Warisan Geologi (Geo Herritage) terlebih dahulu,” ungkap Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko saat FGD penetapan warisan Geologi Dieng yang digelar Bappeda Wonosobo di Pendopo Taman Syailendra, Senin (22/11). Menurutnya, geo herritage atau warisan geologi, menjadi status awal Dieng sebelum kajian menuju Geopark (Taman Bumi) terwujud. Segera setelah nanti ditetapkan sebagai Geo Herritage, persiapan menuju Geopark akan segera lakukan sehingga prosesnya tidak lama. Pihak Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, akan mendukung penuh proses menuju status Geopark, salah satunya melalui alokasi anggaran pada Tahun 2022. “Terwujudnya taman bumi itu akan memicu pengembangan kawasan Dieng sebagai salah satu objek wisata strategis Nasional agar kedepan lebih menarik bagi wisatawan, mendongkrak perekonomian daerah, dengan tetap memperhatikan kelestarian ekosistem dan lingkungan,” katanya. Sementara itu, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekda Wonosobo, Junaedi mengemukakan bahwa inisiatif elemen-elemen terkait, yang selama ini telah mendukung proses mewujudkan Dieng sebagai Taman Bumi Nasional sudah cukup kuat. Penetapan Dieng sebagai warisan Geologi atau Geo Herritage, akan menjadi landasan penting terwujudnya Geopark yang selama ini menjadi cita-cita bersama. “Geo Herritage ini merupakan dasar bagi pengembangan Dieng sebagai Geopark atau taman bumi Nasional, sekaligus menjadi bukti nyata bahwa kekayaan dan potensi yang dimiliki Dieng memang layak untuk nantinya diwariskan kepada generasi selanjutnya,” ucapnya. Dengan 10 titik heritage berada di Kabupaten Wonosobo, dan 13 titik lainnya di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Junaedi menyebut penting sekali kolaborasi dan kerjasama sinergis, tidak hanya kedua pemerintah daerah, melainkan juga para pemangku kepentingan terkait lainnya. “Karena itu, kami berharap adanay FGD yang menghadirkan hampir semua pihak terkait ini bisa benar-benar dimanfaatkan untuk menyamakan persepsi, sehingga nantinya upaya mewujudkan Geopark Dieng, bisa kita rasakan dampak dan manfaatnya secara maksimal,” pungkasnya. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: