Seribu Ingkung Warnai Festival Dasasura Desa Bomerto

Seribu Ingkung Warnai Festival Dasasura Desa Bomerto

WONOSOBO- Sebanyak 1.000 ingkung mewarnai tradisi budaya tahunan, Dasasura, di Desa Bomerto Kecamatan Wonosobo kemarin. Acara tersebut  sebagai wujud rasa syukur warga terhadap anugerah yang telah dilimpahkan Tuhan dalam kelimpahan air dan kesuburan alam desa. “Acara sekaligus untuk melaksanakan merti desa sebagai wujud rasa syukur warga. Hal lain menciptakan wisata kebudayaan di Desa Bomerto,” ungkap Pj Kades Bomerto Eko Widi Nugroho kemarin. Ribuan warga tumpah ruah mengikuti kegiatan Festival Dasasura di Lapangan Desa Bomerto, Selasa (10/9).  Hadir dalam acara tersebut, Kadisparbud One Andang Wardoyo, Dandim 0707/Wonosobo Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat, Camat Wonosobo Zulfa Akhsan Alim K, Danramil Wonosobo, tamu undangan dan ribuan warga. Berbagai kegiatan, Festival Dasasura diantaranya adalah ziarah kubur, pengajian yang diisi Gus Candra Malik dari Jakarta. Hari ini ada pengambilan 4 mata air serta kembul bujono 1.000 ingkung dan pentas wayang kulit dua hari dua malam. Selain itu, lanjutnya, digelarnya Festival Dasasura adalah untuk menciptakan wisata kebudayaan di Desa Bomerto, terutama di Dusun Laranga karena di Dusun Larangan inilah cikal bakal didakannya Dasasura. Kedepan, rencananya Festival Dasasura ini akan dikolaborasikan dengan wisata alam di Desa Tlogojati. “Pola pengelolaan ke depan akan dikolaborasikan dengan desa lain yang memiliki potesni alam, seperti Tlogojati. Jadi ketika ada wisatawan berkunjung akan mendapatkan banyak pilihan, keindahan alam dan juga seni budaya,” bebernya. Camat Wonosobo, Zulfa Akhsan Alim K mengungkapkan, Festival Dasasura yang bermula dari Dusun Larangan dan di kemas menjadi even Desa Bomerto. Langkah selanjutnya yang harus dilakulan adalah dengan mengintegrasikan wisata budaya Desa Bomerto ini dengan desa sekitar. Dengan begitu, diharapkan desa di sekitar bisa ikut ramai kunjungan. “Harus diintegrasikan antara wisata budaya di Desa Bomerto, wisata alam dan rintisan batiknya di Desa Larangan serta wisata budaya di Wonolelo. Sehingga akan saling terkoneksi dan melengkapi pilihan wisata di Kecamatan Wonosobo,” harapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan One Andang Wardoyo mengemukakan, banyaknya even budaya di Wonosobo ini menunjukan bahwa masyarakat mulai menyadari bahwa kebudayaan menjadi salah satu kekuatan untuk membangun karakter dan membangkitkan ekonomi masyarakat. “Dengan banyaknya kegiatan seperti ini maka nantinya masyarakat akan datang. Meski kali ini masih dari masyarakat lokal, tapi apabila dikemas lebih menarik lagi maka bisa akan mendatangkan masyarakat luas. Kegiatan ini masih diserahkan komunitas, Disparbud belum melakukan apa-apa terhadap kegiatan ini,” ungkapnya. Menurutnya, di Desa Bomerto ini terdapat potensi yang luar biasa, pertama ada Dusun Bomerto yang kuat dalam kebudayaan Islam. Kemudian Desa Larangan yang kuat di dalam kebudayaan Jawa serta Dusun Wonojoyo yang merupakan perpaduan kedua dusun tersebut. Hal ini kalau dikolaborasikan dan dilakukan bersama-sama maka akan menjadikan kegiatan yang luar biasa. “Saya berharap agar masyarakat desa tidak hanya membuat tontonan tetapi bisa merancang kegiatan dan mengemasnya menjadi lebih menarik,”  pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: