Seriusi Meritokrasi, dr Aziz Ajak Jajarannya Belajar di Jawa Barat
BANDUNG, MAGELANGEKSPRES.COM - Pemkot Magelang serius menerapkan sistem merit dalam pengembangan sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungannya. Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, yang diberlakukan secara adil dan wajar dengan tanpa diskriminasi. Keseriusan itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan antara Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Ir H Juanda, Kota Bandung, Rabu (8/12). Dalam keterangan persnya, Muchamad Nur Aziz menuturkan, pihaknya merasa perlu belajar banyak dari Pemprov Jawa Barat yang memiliki catatan prestasi dalam sistem merit manajemen ASN. Apalagi, Jawa Barat telah dinobatkan oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KSAN) sebagai daerah terbaik se-Indonesia pada Anugerah Meritokrasi tahun 2021. \"Dari kerja sama ini kita lebih banyak belajar. Kota Magelang itu kecil, maka perlu belajar dengan kota besar, pemerintahan yang lebih maju, sehingga kita bisa mengelola pemerintahan dengan baik,” kata Aziz. Secara konkret, bentuk kerja sama tersebut antara lain program magang untuk ASN Pemkot Magelang di Pemprov Jawa Barat, penyediaan fasilitas pengembangan kapasitas ASN dan penggunaan aplikasi pemetaan sistem informasi manajemen talenta ASN yang sudah diterapkan di Pemprov Jawa Barat. \"Kami siap mengirimkan staf Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kami, juga Camat maupun Lurah ke Pemprov Jawa Barat untuk menggali ilmu langsung,\" ujarnya. Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, penerapan sistem merit bertujuan untuk memastikan jabatan di birokrasi pemerintah diduduki oleh orang-orang yang profesional dan berkompeten. Jawa Barat, kata Kang Emil, sapaan akrabnya, telah diapresiasi hingga Asia Pasifik atas penyelenggaraan rotasi-mutasi-promosi dengan sistem yang sangat objektif. Bahkan, menjadi daerah yang diperbolehkan KASN untuk mengangkat pejabat tanpa sistem lelang. Ia memanfaatkan teknologi informasi untuk melihat dan menilai secara adil seorang ASN di lingkungannya, dari banyak sisi mulai pendidikan, kompetensi, kinerja, perilaku, hingga integritasnya. \"Kami bikin aplikasi, dimana ada 9 box grid talent management. Setiap ASN akan diketahui bagaimana pendidikannya, integritasnya, kinerjanya, hingga evaluasinya. Kami sedang menggiring ASN menuju box 9,\" tuturnya. Emil melanjutkan, box 9 memiliki arti bahwa ASN itu berpendidikan mumpuni, berkompeten, berintegritas, kinerja tercapai, dan indikator lainnya terpenuhi. Ini memudahkan pimpinan untuk menentukan dan mengangkat ASN agar menduduki jabatan tertentu sesuai penilaian sistem merit. Tidak hanya itu, pihaknya juga membangun inovasi Tunjangan Remunerasi Kinerja (TRK) yang mampu merekam kinerja ASN yang selanjutnya menjadi penentu pendapatan mereka. \"Dari sistem ini saya bisa menemukan PNS rajin dan malas. Kalau rajin amplopnya tebal, yang malas amplopnya sedikit,” jelasnya. (wid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: