Setelah 2 Tahun Berhenti, Kini Saatnya Air Mancur di Alun-alun Kota Magelang Kembali Menari

Setelah 2 Tahun Berhenti, Kini Saatnya Air Mancur di Alun-alun Kota Magelang Kembali Menari

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Anggota DPRD Kota Magelang silang pendapat soal rencana aktivasi air mancur menari (dancing fountain) di Alun-alun yang ditutup hampir dua tahun. Pendapat yang setuju agar wahana hiburan masyarakat tersebut dihidupkan lagi, karena Kota Magelang kini telah memasuki level 1 PPKM. Menurut Anggota Komisi C DPRD Kota Magelang, HIR Jatmiko, sudah saatnya dancing fountain dihidupkan lagi. Mengingat banyak masyarakat yang sudah merindukannya. ”Anggaran untuk bangun air mancur di Alun-alun tidak sedikit. Lalu untuk apa anggaran yang sudah dikeluarkan hampir Rp5 miliar tapi mangkrak selama satu setengah tahun. Saya kira sudah saatnya sekarang dihidupkan lagi,” katanya, kemarin. Ia menilai, dancing fountain yang sudah menjadi ikon Kota Magelang itu terpaksa ditutup sejak Maret 2020 lalu sampai sekarang. Padahal, di waktu penutupan itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebenarnya bisa melakukan kajian, simulasi, dan uji coba untuk memastikan seluruh komponennya berfungsi dengan baik. ”Pemkot ngomong kalau selama ditutup, air mancur pasti dirawat dengan baik, tapi kami di dewan tidak pernah dilapori. Harusnya ini ada penjelasan, karena anggaran yang dikeluarkan untuk membangunnya tidaklah sedikit,” jelasnya. Dia menyayangkan karena bangunan yang menelan biaya besar dari APBD Kota Magelang itu justru kini kesannya mangkrak. Padahal kondisi saat ini di kawasan Alun-alun, sudah ramai kembali. ”Malah ada mobil-mobilan, aktivitas pedagang juga sudah normal, arena bermain anak juga sudah ada. Tapi air mancur dan tempat fitnes outdoor justru ditutup. Padahal tidak ada bedanya, karena sama-sama memicu kerumunan,” ujarnya. Hal berbeda diutarakan Anggota Komisi C lainnya, Muh Harjadi. Politisi Partai Golkar tersebut mendesak Pemkot Magelang melalui DLH untuk tidak memfungsikan air mancur di Alun-alun demi menjaga dari ancaman Covid-19. ”Walaupun sekarang sudah PPKM level 1, tapi tidak ada jaminan kita bisa terhindar dari ancaman gelombang ketiga jika terlalu longgar membuka semua fasilitas publik. Saya minta DLH tetap menutup (air mancur) sampai Januari 2022,” ujarnya. Meski demikian, ia meminta DLH tetap rutin melakukan perawatan berkala terhadap bangunan fisik air mancur. Ia berharap, petugas perawatan disiagakan di samping bangunan air mancur menari. ”Saya lihat sejak ditutup, tidak ada lagi yang jaga, standby seperti dulu waktu masih beroperasi. Padahal mestinya dijaga terus, dirawat. Itu anggarannya (bangun air mancur) tidak murah,” tandasnya. Harjadi mengingatkan, DLH untuk memastikan seluruh peralatan air mancur bisa berfungsi dengan baik bila sudah saatnya dibuka. Termasuk rencana pembatasan dengan menjadwalkan operasional air mancur secara berkala. ”Saya inginnya nanti air mancur bisa memecah keramaian. Jadi, masyarakat tidak berkumpul di satu titik saja, misalnya tempat kuliner, tapi ada sebagian yang berada di Alun-alun barat untuk melihat air mancur,” pungkasnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: