Tuntaskan Pengembangan Destinasi Super Prioritas, Pesan Arief Yahya pada Wishnutama
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA – Serah terima jabatan dari Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya ke Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio dilangsungkan di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (23/10). Tak hanya alih komando dari Arief Yahya ke Wishnutama, pada periode kedua Joko Widodo ini nomenklaturnya pun berubah, dari yang tadinya Kementerian Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. “Lima tahun lalu di tempat sama, 28 Oktober, saya ingat waktu itu Menparekraf ke Menpar. Sekarang rujuk (digabung) kembali. Dulu (menterinya) Bu Marie,” kata Arief Yahya. Selama menjalankan amanah sebagai nakhoda Kemenpar, Arief sangat mengapresiasi dukungan dari pemangku kepentingan terkait, terutama Presiden Joko Widodo. Pasalnya, Jokowi telah menetapkan Kemenpar sebagai leading sector pembangunan pariwisata. Arief menyampaikan, sektor pariwisata adalah potensi yang bisa dijual Indonesia di ranah global. Ia membandingkan dengan sektor lain, misalnya pertanian. Kini tak bisa dimungkiri negara tetangga, Thailand, sangat ekspansif dan maju di sektor ini. Sementara sektor manufaktur masih dipegang oleh raksasa Asia, yakni Tiongkok. Adapun ekonomi kreatif menjadi andalan Korea, dan teknologi merupakan andalan Amerika Serikat. “Kalau kita keluar negeri, ditanya apa core bangsa kita, susah jawabnya. Tapi kalau menurut saya, jawabannya adalah pariwisata dan ekonomi kreatif. Dan, Alhamdulillah harapan ini terjawab setelah rujuk (digabung lagi),” ucap mantan Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero). Kepada penerusnya, Wishnutama, Arief menitipkan sejumlah harapan, salah satunya yakni peningkatan devisa dari sektor pariwisata. Sektor pariwisata beberapa tahun terakhir menjadi kontributor terbesar kedua setelah pertambangan batubara. Sepanjang tahun lalu, sektor pariwisata telah menyumbang sekitar USD 19,3 miliar devisa ke negara. Sementara tahun ini, diproyeksikan sumbangan devisa dari sektor ini bisa mencapai USD 20 miliar. “Kemungkinan akan menjadi penghasil devisa terbesar,” katanya. Di samping soal peningkatan devisa, Arief juga mengingatkan Wishnutama untuk menuntaskan pengembangan destinasi prioritas dan super prioritas. Lima destinasi super prioritas itu antara lain Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. “Presiden orangnya sangat fokus. Lima destinasi super prioritas harus jalan, maka 2020 infrastruktur dan utilitas dasar harus tuntas,” pesan Arief. Tak ingin ketinggalan dari negara-negara tetangga, Arief berpesan agar Wishnutama bisa mengerek indeks daya saing pariwisata (TTCI/ Travel and Tourism Competitiveness Index) ke angka 30-an. Level ini bersaing dengan Malaysia dan Thailand. Terakhir tapi tak kalah penting, Arief mengingatkan betul tentang pembangunan kelembagaan. Sekolah-sekolah program studi pariwisata di bawah Kemenpar harus standar ASEAN. Demikian pula dengan industri pariwisata yang harus memenuhi standar global agar bisa bersaing dengan negara-negara lain. “Bangun juga masyarakatnya. Jadi, bangun masyarakat lebih dulu dibandingkan resort,” pungkas Arief. Wishnutama dalam kesempatan itu menyampaikan, jabatan barunya sebagai nakhoda Kemenparekraf memang menjadi tantangan tersendiri baginya. Ia pun mengamini pemikiran Arief bahwa core bangsa Indonesia adalah pariwisata dan ekonomi kreatif. Maka dari itu sebagai orang baru, Wishnutama akan melanjutkan warisan baik yang ditinggalkan Arief Yahya. Sekaligus, memberikan gebrakan baru di sektor pariwisata. “Akan banyak event yang akan kita seriusi sehingga kita punya pull factor yang luar biasa. Kalender event, seperti apa kualitasnya, menurut saya tidak perlu banyak-banyak tapi kualitas tinggi. Jadi, cost-nya lebih fokus. Saya pikir butuh proses, tapi itu daya tarik yang akan kita kembangkan ke depan,” pungkasnya. (jpg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: