Wabup Purworejo: Reformasi Tak Boleh Geser Pancasila
MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Semangat reformasi dalam perkembangannya kerap membuat khawatir. Pesan reformasi seringkali dimaknai secara berlebihan dan mengabaikan kultur masyarakat Indonesia yang plural sehingga semangat reformasi justru mengancam keutuhan Bangsa Indonesia. Hal tersebut dikemukakan oleh Wakil Bupati Purworejo, Yuli Hastuti SH, dalam sambutannya pada Seminar Regional bertajuk “Memahami Keberagaman dalam Perspektif Ketahanan Nasional” yang digelar Yonif Mekanis Raider 412/BES Kostrad Purworejo dengan Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP), Sabtu (26/10). Seminar berlangsung di Gedung Bharata Ekasakti 412 Purworejo diikuti mahasiswa dan masyarakat umum. “Harus diingat, perubahan, reformasi tidak boleh menggeser Pancasila sebagai ideologi negara, tidak boleh melenceng dari UUD 1945 dan tidak boleh memecah belah NKRI,” ungkap Yuli Hastuti. Ketua Program Studi Ketahanan Nasional UGM Yogyakarta, Prof Armaydi Arnawi, sebagai salah satu pembicara Seminar menegaskan pentingnya membangun keindonesiaan, keragaman setiap detik, setiap hari. “Indonesia harus abadi, karena pendiri Republik ini telah mendirikan satu bangsa yang besar. Sumpah Pemuda usianya sudah hampir 91 tahun, mari kita ulang kembali sumpah tersebut jika masih ingin merawat NKRI,” tegas Prof Armaydi. Pembicara lainnya, Dr Budi Setiawan MSi yang merupakan pakar demografi UMP mengungkapkan bahwa menghadapi bonus demografi 2020-2030, Indonesia harus menyiapkan SDM berkualitas. Bukan hanya life skill, melainkan juga soft skillnya, kreativitas, kepedulian, dan empati. “Internalisasi nilai, life skill, soft skill harus ditumbuhkan oleh mahasiswa. Kemampuan belajar, dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi harus dimunculkan sehingga program pendidikan harus disuport. Supaya momen bonus demografi tidak terlewatkan,” ungkapnya. Sementara itu, Komandan Yonif Mekanis Raider 412/BES Kostrad Purworejo, Letkol Inf Eko Bintara Saktiawan, menyampaikan pengalaman dan gagasan saat dirinya bertugas di Papua. Ada beberapa poin untuk menjadi pegangan para prajurit. Pertama, memanusiakan manusia. Kedua, melakukan pelayanan kepada masyarakat dengan hati agar sampai di hati. “Ketiga, membermanfaatkan diri bagi lingkungan,” katanya. Poin-poin itu tidak lepas dari pengalamannya yang sempat bertugas di Boven Digoel Utara, Merauke pada tahun 2007 lalu. Dengan bekal pengalaman yang dimiliki ia mampu memetakan permasalahan dan membentuk strategi untuk diaplikasikan di Puncak Jaya Pupua bersama anggotanya tahun 2018. Dalam pendekatan dengan masyarakat, TNI Yonif Mekanis Raider 412 melakukan anjangsana, bertemu dengan berbagai lapisan masyarakat seperti tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat untuk menyosialisasikan atau memperkenalkan kedatangan pasukan ke daerah tersebut dalam rangka pembinaan teritorial. Seminar dirangkai dengan deklarasi kebangsaan “Purworejo Siap Menjaga Toleransi Keberagaman Nasional Untuk Indonesia Damai”. Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati HUT TNI ke 74, yang diikuti oleh 120 peserta terdiri dari mahasiswa UM Purworejo, Komunitas Berita Terbaru Purworejo (BPT) dan Mafindo Purworejo. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: