Warga Wirotaman Kecewa Tak Terlibat di Kuliner Kutoarjo

Warga Wirotaman Kecewa Tak Terlibat di Kuliner Kutoarjo

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO– Warga Kampung Wirotaman RT 01 RW 05 Kelurahan/Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo kecewa dengan pemindahan pedagang kaki lima (PKL) Alun-alun Kutoarjo ke Kuliner Kutoarjo di sisi timur Alun-alun yang masuk wilayah Wirotaman. Mereka merasa tidak diberi ruang untuk turut memiliki dan terlibat dalam pusat kuliner tersebut. Ungkapan kekecewaan itu disuarakan melalui pemasangan 2 spanduk di sekitar lokasi kuliner dan 1 spanduk di jalan masuk Kampung Wirotaman. Pantauan di lokasi, ketiga spanduk berisi protes dan sindiran, antara lain bertuliskan “PUSAT KULINER RP. 2,6 M, WARGA WIROTAMAN DAPAT APA???”. Spanduk lainnya bertuliskan “KATANYA BOYONGAN PKL, NYATANYA JUKIR JUGA IKUT!!! BESOK SEKALIAN AJA RUMAHNYA DIBOYONG. ITU ALUN-ALUN MASIH LUAS”. \"Itu aspirasi dari masyarakat dan saya tidak tahu. Saya sempat bimbang mau bagaimana, tapi karena itu warga setempat ya saya tidak bisa apa-apa,\" kata Yudhiani, penjaga  keamanan Kuliner Kutoarjo, Selasa (3/3). Lokasi kuliner masih tampak sepi pedagang dan belum ada aktivitas berjualan. Menurutnya, saat ini pedagang baru mempersiapkan tempat jualan mereka. PKL baru akan aktif berjualan pada Kamis (5/3) mendatang. \"Selama ini pedagang (kaki lima, red) masih tetap berjualan di seputar Alun-alun seperti semua. Tapi nanti Kamis baru seluruhnya pindah kesini,\" sebutnya. Baca juga Kejari Musnahkan Upal dan Hape Sementara itu, Ketua Rukun Tetangga (RT) 1 RW 5 Kelurahan Kutoarjo, Agung Nugroho, saat dikonfirmasi menyatakan bahwa pemasangan 3 spanduk tersebut dilakukan oleh warga Wirotaman. Pemasangan itu menjadi alternatif terakhir setelah beberapa langkah untuk melakukan pendekatan agar warga mendapatkan porsi di tempat tersebut menemui jalan buntu. “Pemasangan spanduk ini menjadi aspirasi warga,” kata Agung didampingi Wakil Ketua RT 01 Triyanto dan Sekretaris RT Paulus Agus Setiawan. Pemasangan spanduk itu dilakukan saat warga melakukan kerja bakti kampung pada Minggu (1/3). Pemasangannya juga tidak sembunyi-sembunyi dan dilakukan pada siang hari. \"Jadi itu bukan spanduk gelap, karena kami memang memasangnya di siang hari,\" ungkap Agung. Sebelum nekat memasang spanduk tersebut, warga melalui perwakilan RT sudah menempuh beberapa langkah pendekatan dan sepengetahuan kepala kelurahan setempat. Bersama pihak kelurahan, RT merumuskan peluang apa yang dapat ditangkap oleh warga Wirotaman. Setidaknya RT sudah mengupayakan berkirim surat ke Dinas Perdagangan Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan dengan harapan warga Wirotaman mendapat ruang untuk pengelolaan parkir di lokasi kuliner. \"Dari dinas koperasi disampaikan kalau itu menjadi ranah Dinas Perhubungan,\" lanjutnya. Pihak Kelurahan kemudian mengkomunikasikannya dengan Dinas Perhubungan dan diberikan informasi bahwa pemindahan yang dilakukan itu mencangkup semuanya, termasuk juru parkir. \"Di situ kami nglokro karena ternyata kami tidak dilibatkan apa-apa, khususnya parkir,\" ujarnya. Lebih lanjut Agung mengungkapkan bawa pihak paguyuban pedagang dan keamanan kuliner sebenarnya sempat berkomunikasi dan menyerahkan pengelolaan parkir serta toilet kuliner kepada warga. “Kalau dengan paguyuban pedagang itu kami baik-baik saja,” lanjutnya. Untuk melakukan pengelolaan parkir, RT bahkan sudah berancang-ancang untuk menempatkan beberapa warga yang dinilai membutuhkan serta siap melakukan tugasnya. RT juga sudah merancang setiap juru parkir akan diberikan kartu tanda pengenal serta saat musim penghujan harus membawa kanebo. \"Rencana parkir mau dikelola Karang Taruna. Gambaran kami 4 orang lah, lalu untuk pengelola toilet juga sudah ada,” ungkapnya. Dampak dari adanya pemasangan itu, Agung menyebut bahwa pihaknya akan dipanggil pemerintah Kecamatan. “Tapi sampai sekarang kami belum mendapatkan pemberitahuan resmi,\" tegasnya,“ (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: