Waspadai Perubahan Musim, Berpotensi Longsor, Banjir dan Angin Puting Beliung
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Pemkab Wonosobo meminta seluruh lapisan masyarakat untuk mewaspadai fenomena alam atau musim pancaroba. Sebab akan berdampak pada ancaman longsor, banjir dan angin puting beliung di sejumlah wilayah di kabupaten pegunungan ini. “Saya kira kita sedang memasuki musim pancaroba atau perubahan dari kemarau ke hujan. Biasanya akan muncul sejumlah peritiwa alam, angin kencang bahkan angin puting beliung, kemudian curah hujan dengan intensitas tinggi yang bisa berdampak pada banjir dan longsor,” ungka Kepala BPBD Wonosobo Zulfa Ahsan Alim Kurniawan, kemarin. Menurutnya, pihak Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonosobo selalu menerima informasi dari BMKG terkait perubahan cuaca yang bisa terjadi di sejumlah daerah. Untuk Kabupaten Wonosobo hampir sama dengan kabupaten lain di Jateng, bahwa akan ada peningkatan curah hujan dengan intensitas tinggi yang kada disertai dengan angin kencang. “Untuk angin kencang bahkan sudah terjadi beberapa waktu lalu, yaitu di Desa Kwadungan Kecamatan Kalikajar, mengakibatkan atap rumah rusak. Sedangkan di Desa Karangsari Sapuran, sejumlah pohon tumbang dan mengganggu arus lalu lintang Sapuran-Kalibawang,” katanya. Baca Juga Kasus Covid-19 di Wonosobo Terus Naik, Lima Hari Tambah 64 Kasus Positif Pihaknya mengaku untuk antisipasi dan mitigasi sudah melakukan koordinasi dengan jajaran OPD terkait, seperti dinas sosial dan pemerintah kecamatan. Sedangkan untuk kalangan terkait BPBD juga menjadlin komunikasi dengan aparat TNI, Polri, PMI, Tim SAR dan Pos Basarnas. “Kita sudah koordinasi dengan OPD terkait dan para relawan bencana alam, untuk langkah antisipasi menghadapi perubahan cuaca tahun ini, kita berdoa yang terbaik tidak ada bencana,” ucapnya. Dijelaskan, musim kemarau tahun ini, BPBD Wonosobo tidak perlu gelar operasi dropping air bersih, seperti tahun lalu. Namun di awal bulan Oktober 2020 sudah muncul beberapa kejadian. Pihaknya menghimbau agar seluruh masyarakat terutama yang tinggal di daerah rawan bencana angin di kawasan kaki Sindoro dan Sumbing untuk dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. “Kesiapsiagaan ini untuk meminimalisir risiko bencana menghadapi pergantian cuaca ke musim penghujan,” pintanya. Mantan Camat Wonosobo itu juga berharap pancaroba peralihan musimnya tidak seekstrim tahun lalu, sebab saat ini masih menghadapi bencana non alam pandemi covid-19 yang belum reda bahkan cenderung meluas. “Tiga lokal karantina BLK, SKB, EKS AKPER-BAPELKES sudah penuh dan perhari minggu sore sudah kita siapkan operasional, untuk menampung para terkonfirmasi positif atau OTG. Sedang yang gejala sakit fisik atau dengan kormobid tetap jadi porsi penanganan rumah sakit,” pungkasnya. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: