Di Musim Petik Raya Tahun 2022 di Temanggung, Harga Kopi Robusta Tertinggi

 Di Musim Petik Raya Tahun 2022 di Temanggung, Harga Kopi Robusta Tertinggi

PETIK. Salah satu petani kopi di Kecamatan Kandangan sedang memetik kopi diladangnya kemarin.(foto:setyo wuwuh/temanggung ekspres)--Magelangekspres.com

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Harga jual kopi robusta di panen raya tahun 2022 ini, menjadi harga tertinggi selama beberapa tahun terakhir. Apalagi untuk harga kopi robusta petik merah.

"Terutama yang petik merah, saat panen raya harganya sampai Rp7.000 per kilogram,"tutur Trisan salah satu petani di Kecamatan Kandangan kemarin.

Harga tersebut tuturnya, untuk harga kopi robusta petik merah basah dengan kondisi 100 persen merah, namun jika dalam pemertikan kopi masih tercampur dengan kopi yang masih kuning dan hijau, harganya akan beda lagi.

"Tergantung proses pemetikan, kalau merah semua harga memang sampai dengan Rp7.000 per kilogram. Tapi kalau masih ada campurannya kuning dan hijau berkisar diantara Rp6.000 sampai dengan Rp6.500," jelasnya.

Ia menuturkan, panen raya robusta dimulai sejak akhir bulan Juni lalu, harga diawal panen juga tidak terpaut jauh dari harga saat ini. Bahkan harganya terus mengalami kenaikan.

Menurutnya, naiknya harga jual kopi merah basah ini seiring dengan berkurangnya produksi kopi di tahun ini, selain itu permintaan kopi robusta dipasaran juga cukup tinggi.

"Produksinya tahun ini menurun kurang lebih sampai 30 persen, seumpama tahun kemarin bisa panen 100 kilogram. Saat ini hanya dikisaran 70 kilogram saja,"rincinya.

Ia berharap, harga jual kopi merah basah ini bisa bertahan hingga akhir panen raya mendatang, dengan demikian petani masih tetap bisa memperoleh keuntungan meskipun hasil panennya menurun.

Jupri petani lainnya juga menuturkan hal yang sama, harga jual kopi merah basah dengan kopi campuran merah dan hijau terpaut cukup jauh, apalagi jika prosentase hijaunya lebih banyak.

"Biasanya pengepul melihat dulu, kalau banyak hijaunya harga bisa dibawah Rp6.000 per kilogram, bahkan beberapa waktu lalu ada yang hijaunya lebihdari 70 persen hanya laku terjual Rp4.200 per kilogram,"tuturnya.

Ia mengaku, menyesal, panen tahun ini dipetik campur, karena dengan cara dicampur, selain harga jualnya yang lebih murah hasilnya juga tidak maksimal.

"Tahun ini karena tidak ada tenaga untuk panen, terpaksa saya petik campur, sebenarnya rugi, karena selain harganya lebih murah hasilnya juga lebih sedikit. Misalnya jika dipetik merah bisa mendapatkan 5 kuintal dalam satu kali musim panen raya, jika dipetik campur hanya kisaran 4 kuintal saja,"ujarnya. (set).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com