Penerapan P5 di SMAN 3 Magelang Usung Tiga Tema, Apa Saja?

Penerapan P5 di SMAN 3 Magelang Usung Tiga Tema, Apa Saja?

DISKUSI. Siswa kelas 10 SMAN 3 Magelang sedang berdiskusi. (foto: ist)--

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka tengah diterapkan di SMAN 3 Magelang, Jawa Tengah pada tahun ajaran 2022/2023. Sasarannya untuk siswa kelas 10. Ada tiga tema yang diterapkan.

"Pertama Kebhinekaan (Bhineka Tunggal Ika). Tema kedua Kearifan Lokal, dan tema ketiga Gaya Hidup Berkelanjutan," kata Waka Kurikulum SMAN 3 Magelang, Drs Haryono, Selasa (30/8/2022).

P5 merupakan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung sesuai dengan karakteristik lingkungan sekitar. Hal ini agar siswa memiliki kompetensi global dan berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

"Untuk kebhinekaan dilangsungkan selama tiga minggu. Mulai 29 Agustus hingga 16 September 2022," terangnya.

Dijelaskan selama tiga minggu tersebut menggunakan sistem blok. Dari jam masuk kelas pukul 7.00 sampai jam pulang pukul 15.25 WIB diterapkan pembelajaran P5. Tidak ada materi pembelajar seperti biasanya.

"Kegiatan P5 diawali dengan pawai. Siswa berpakaian dengan keberagaman budaya, profesi, dan agama. Siswa di sekolah kami, ada yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha," tandas guru fisika ini.

Koordinator P5 SMAN 3, Dra Eny Tarliany menambahkan, pada hari pertama siswa melukis benda. Tiap benda yang sudah ditentukan dilukis oleh setiap siswa dengan sudut pandang berbeda.

"Benda dikelilingi oleh siswa, duduk melingkar. Dengan benda yang sama, tapi hasil lukisannya berbeda. Sebab, benda dilukis dari berbagai sisi, berbagai sudut pandang. Point nilainya ada keberagaman sudut pandang. Pesan yang disampaikan walau berbeda pandangan harus tetap dihormati," tandas guru biologi ini.

Pada tema kebhinekaan ada diskusi, riset mandiri, pameran produk, melukis, bermain peran hingga karya ilmiah.

Di sekolah yang beralamat di Jalan Medang tersebut, jumlah kelas 10 ada 288 siswa. Sementara dari kelas 10 sampai 12, total 855 siswa.

Salah satu siswa, Yusuf Regar Wibisono mengaku mendapat pengalaman berbeda saat mendapatkan P5. Dia bisa leluasa berdikusi dengan teman sekelompoknya.

“Waktu praktik, yang dilukis ada tiga benda. Yaitu dadu, gelas, dan tutup botol. Melukisnya dari arah yang berbeda-beda. Yang saya tangkap dari pembelajaran ini, tiap orang memiliki pemikiran berbeda-beda. Dan, kita harus bisa memahami perbedaan yang ada, saling menghormati,” jelas Yusuf yang merupakan warga Kebonpolo.

Sementara itu, Ananda Esti Martasa, dalam bermain peran, berperan sebagai seorang pelajar yang berasal dari Papua. Dengan adanya peran tersebut ia bisa menjadi lebih memahami berbagai suku dan budaya di Indonesia.

“P5 membangun karakter. Dengan bermain peran, kita bisa menghargai dan toleransi. Dengan P5 kita jadi mandiri. Kita bisa lebih berpikir, berdiskusi sama teman-teman,” akunya.

Dikatakan salah satu Fasilitator P5 di SMAN 3, Danang Adi Prasetyo, sebelum menjadi fasilitator mendapat pembekalan. Termasuk nanti untuk tema Kearifan Lokal dan Gaya Hidup Berkelanjutan.

“Untuk tema yang kedua dan ketiga, untuk fasilitator, nanti akan ada pembekalan lagi,” jelasnya.

Penerapan P5 di SMAN 3 Magelang, setelah tema pertama selesai, maka akan ada pembelajaran seperti biasanya. Lalu di jeda berikutnya akan diselingi kembali dengan tema kedua dan tema ketiga di bulan-bulan mendatang.

“Dilakukan secara bertahap,” jelasnya. (rls/man)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: