Yetty Raih Gelar Dokter dengan Predikat Summa Cumlaude, Eksekutif dan Legislatif Kota Magelang Bangga
DOKTOR. Dr Yetty Setyaningsih SP MEng usai menjalani sidang terbuka bersama tim penilai di Fisipol UGM Jogjakarta, akhir pekan lalu.(foto : IST/magelang ekspres)--Magelangekspres.com
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Untuk pertama kalinya aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Magelang menyandang gelar doktor. Kabid Pengelolaan Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Yetty Setyaningsih resmi mendapat gelar doktor usai sidang terbuka Manajemen Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, Sabtu (10/9).
Capaian membanggakan itu pun diparesiasi banyak pihak, terutama para pejabat Pemkot dan DPRD setempat. Itu dibuktikan dengan kehadiran penyelenggara daerah Kota Magelang di sidang terbuka tersebut. Yetty dinyatakan lulus dengan predikat sangat baik (Summa Cumlaude).
Wakil Walikota Magelang, KH Mansyur yang turut hadir pada sidang terbuka itu mengaku bangga atas pencapaian salah satu ASN-nya. Dirinya berharap, prestasi itu bisa menjadi contoh positif bagi para ASN di Pemkot Magelang sekaligus pemicu semangat untuk mereka meraih prestasi serupa.
"Atas nama Pemkot dan masyarakat mengucapkan selamat kepada Ibu Yetty yang sudah resmi menyandang gelar doktor. Kita dorong untuk ASN lainnya agar dapat melanjutkan studi hingga ke jenjang lebih tinggi, seperti yang telah diraih Ibu Yetty ini," kata M Mansyur.
Apalagi, Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz, kata M Mansyur, selalu mendorong ASN, terutama yang masih muda untuk melanjutkan studinya baik dari S1 ke S2 maupun dari S2 ke S3. Pihaknya pun memberi kemudahan perizinan bagi mereka yang mau studi lanjut.
"Di meja saya sudah banyak yang mengajukan izin lanjut studi dari S1 ke S2 dan semuanya biaya sendiri. Pendidikan ini barangkali ke depan akan menunjang karirnya di pemerintahan, selain juga banyak faktor sesuai regulasi yang ada, seperti kepangkatan, kredit poin, dan lainnya," jelasnya.
Apresiasi serupa disampaikan Ketua DPRD Kota Magelang, Budi Prayitno yang juga hadir langsung pada ujian terbuka tersebut. Udi, panggilan akrabnya menegaskan, pihaknya mengapresiasi atas apa yang telah diraih salah satu ASN Pemkot Magelang tersebut.
"Lewat Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat), barangkali nanti eksekutif dapat memberikan apresiasi lebih kepada Ibu Yetty baik untuk karirnya ke depan maupun yang lain. Kami harap apa yang diraih yang bersangkutan di sektor keilmuan ini dapat memberi kontribusi positif bagi pembangunan Kota Magelang yang ujungnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tutur politisi PDI Perjuangan itu.
Untuk diketahui, Yetty berhasil menjalani ujian doktoralnya dengan mengangkat disertasi berjudul "Public Service Bargains: Interaksi, Perilaku, dan Kekuasaan Studi Kasus Penentuan Kebijakan Anggaran di Kota Magelang”.
Pada ujian terbuka, ia diuji oleh tim penguji antara lain Prof Dr Haryanto MA, Prof Dr Erwan Agus Purwanto MSi, Prof Dr Achmad Nurmandi MSc, Dr Elu Susanto MBA, dan Dr Muchtar Habibi MA. Adapun sebagai pembimbing antara lain Prof Dr Agus Pramusinto MDA, Dr Bevaola Kusumasari MSi, dan Dr Yuyun Purbokusumo MSi. Yetty merupakan doktor ke-5.580 di UGM.
Hadir pula pada sidang terbuka ini antara lain Wakil Ketua DPRD Kota Magelang Bustanul Arifin, Ketua Komisi C DPRD Kota Magelang Evin Septa Haryanto Kamil, mantan Sekda Kota Magelang Sugiarto, mantan Kepala Bappeda Joko Soeparno, Kepala Disperpusip Arif Barata Sakti, Kepala Satpol PP Ot Rostrianto, Plt Kepala DLH Irwan Adi Nugroho, dan segenap jajaran DLH Kota Magelang.
Usai ujian terbuka, Yetty mengaku senang dengan hasil yang telah diraihnya ini. Perjuangan yang telah dilalui terbayarkan sudah dengan gelar doktor di depan namanya itu. Bahkan, ia menjadi yang pertama dan satu-satunya ASN di Kota Magelang yang memiliki gelar akademik doktor.
Pada disertasinya, Yetty fokus pada analisis kebijakan anggaran kepala daerah Kota Magelang tahun 2005-2020. Periode ini, kepala daerah di Kota Magelang dijabat oleh Walikota Fahriyanto (2005-2010) dan Sigit Widyonindito (2010-2020). Penelitiannya fokus pada penataan ruang berdasarkan pola interaksi penentuan kebijakan.
"Saya kemas konsep seperti public service dengan teori baru, aspek interaksi, dan teori kekuasaan, sehingga membentuk tawar menawar yang melahirkan sebuah kesepakatan. Fokus penelitian terhadap kebijakan dua kepala daerah pada tahun-tahun mereka, bagaimana bersikap melakukan tawar menawar dengan legislatif," ungkapnya. (wid/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelangekspres.com