Seorang Pelajar SMP Nekat Sebar Hoaks Korban Klitih, Duh! Ternyata Takut Dimarahi Neneknya

Seorang Pelajar SMP Nekat Sebar Hoaks Korban Klitih, Duh! Ternyata Takut Dimarahi Neneknya

KLARIFIKASI. Pihak kepolisisian melakukan klarifikasi terhadap seorang pelajar SMP yang diduga telah melakukan penyebaran kabar hoaks menjadi korban klitih, kemarin. (foto : Eko Sutopo/Purworejo Ekspres)--Magelangekspres.com

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Seorang pelajar SMP negeri berinisial NG (16), warga sebuah desa di Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, nekat menyebarkan informasi bohong atau hoaks bahwa dirinya menjadi korban kejahatan jalanan alias klitih.

Aksi tidak terpuji itu dilakukan oleh NG lantaran takut dimarahi oleh neneknya.
Akibat ulah NG, sejumlah kalangan masyarakat sempat dibuat resah. Tim Reserse Kriminal dari Polres Purworejo dan Polsek Kemiri pun harus turun tangan melakukan penyelidikan.

Kasat Reskrim Polres Purworejo, AKP Ryan Eka Cahya SIK MSi, menyebut peristiwa itu terjadi pada Kamis tanggal 20 Oktober 2022 sekitar pukul 20.30 WIB.

Ketika itu, NG naik sepeda motor dari Pituruh dan hendak pulang ke rumahnya dengan memakai jaket.

Karena hujan, kemudian jaket di lepas dan diduduki dijok sepeda motor yang dikendarai.

Sesampainya di depan SMAN 4 Purworejo di Desa Bedono Kluwung Kecamatan Kemiri, jaket tersebut jatuh dan masuk ke dalam rantai sepeda motor yang dikendarai dan mengakibatkan sobek tidak beraturan pada bagian depan dekat kerah jaket dan lengan sebelah kiri.

“Karena NG merasa takut dimarahi oleh simbahnya saat sampai rumah, maka yang bersangkutan berinisiatif untuk mengarang cerita yaitu habis dikeroyok oleh 3 orang di jalan dengan menggunakan senjata jenis gergaji,” sebutnya, Selasa 25 Oktober 2022.

Dalam cerita rekaannya, ia seolah-olah menggambarkan telah diserang dari arah belakang mengenai jaket yang di pakai mengakibatkan sobek di bagian depan dekat kerah sampai lengan sebelah kiri.

Cerita hoak itu diunggah dan beredar melalui WA grup serta status WA di HP-nya.

“Anak NG ini kemudian menjadi viral dan beritanya menyebar,” ungkapnya.
Tim Reskrim gabungan lalu melakukan pemeriksaan ulang dengan menghadirkan yang diduga korban.

Tim juga melakukan cek TKP dan meminta keterangan saksi di sekitar TKP, tetapi tidak ada saksi yang melihat atau mendengar tentang adanya kejadian tersebut.

“Di lokasi yang diduga sebagai TKP kami juga mencari rekaman CCTV dan tidak menemukan adanya CCTV yang mengarah ke arah pelaku seperti yang korban ceritakan,” jelasnya.

Kala itu, lanjut Kasat Reskrim, NG masih bersikukuh mengaku dirinya menjadi korban kejahatan jalanan, meski kepala dusun setempat dan saksi sekitar TKP mengatakan nihil kejadian demikian pada waktu yang disebutkan.

"Proses pemeriksaan berjalan terus, setelah menemui banyak kejanggalan baik dikuatkan dari saksi sekitar, CCTV, dan barang bukti jaket yang sobek bagian depan sehingga yang diduga korban ini mengaku bahwa cerita yang ia buat itu bohong," terang Ryan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com