Boyong Menoreh Kini Jadi Magnet Pariwisata Temanggung, Setiap HUT Wajib Digelar

Boyong Menoreh Kini Jadi Magnet Pariwisata Temanggung, Setiap HUT Wajib Digelar

BOYONG. Bupati Temanggung M Al Khadziq menerima panji Kabupaten Temanggung saat boyong menoreh dilakukan di Parakan. (Foto:setyo wuwuh/temanggung ekspres)--Magelangekspres.com

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Sejarah Kabupaten Temanggung tidak bisa lepas dari kota Parakan. Parakan sebelum tahun 1832 menjadi ibu kota Temanggung.

Kemudian di masa Pemerintahan Bupati Djojonegoro pada tahun 1832, Pemerintahan Temanggung diboyong ke kota Temanggung.
Sejarah ini dikenal dengan Boyong Menoreh. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Temanggung setiap memperingati hari jadinya selalu menggelar Boyong Menoreh.

Tradisi ini sudah dilakukan sejak 2018 lalu, Pemkab Temanggung berupaya merekontruksi Boyong Menoreh dengan menggelar Grebeg Menoreh di kota Pusaka Parakan.

"Boyong Menoreh ini merupakan sejarah Temanggung yang harus terus dilestarikan," kata Bupati Temanggung M Al Khadziq di sela memimpin Boyong Menoreh, Rabu, 9 November 2022.

Penggalan sejarah tlatah Menoreh ini merupakan bagian dari dinamika pemerintahan Kabupaten Temanggung dari masa lalu.
Menurut Khadziq, selama pandemi Covid-19, tradisi ini memang tidak bisa digelar, karena tidak diperbolehkan adanya kegiatan yang menimbulkan kerumunan.

"Alhamdulillah tahun ini Boyong Menoreh bisa kembali digelar, masyarakat dari seluruh penjuru Temanggung tumpah ruah menyaksikan tradisi ini," katanya.
Selama Boyong Menoreh digelar, berbagai macam kesenian daerah, kebudayaan serta kemeriahan masyarakat lainnya juga digelar. Kedepan tradisi Boyong Menoreh ini akan menjadi tradisi yang sangat dinanti oleh masyarakat, tidak hanya di Temanggung, namun masyarakat di sekitar Kabupaten Temanggung.

"Bisa menjadi ikon Temanggung, dengan demikian bisa menjadi agenda wisata, sehingga bisa menarik wisatawan dari luar daerah, akan terus ada perbaikan sehingga di setiap tahunnya pasti akan lebih menarik," katanya.
Sementara itu Riki Dasiyanto menuturkan, masyarakat sudah sangat rindu dengan gelaran tradisi seperti ini. Grebeg Menoreh ini menjadi salah satu agenda tradisi yang sangat dinanti oleh masyarakat.

"Sudah dua tahun tidak ada gelaran tradisi seperti ini, tidak hanya terhibur tapi juga ada sejarah yang bisa di dapat dalam tradisi ini," tuturnya.
Ia berharap, tradisi seperti ini bisa menjadi agenda rutin yang bisa digelar oleh Pemkab Temanggung. Mungkin momen-momen tertentu lainnya bisa dijadikan sebagai waktu untuk menggelar tradisi seperti ini.

"Misalnya maulud nabi, atau momen lainnya, sehingga semakin banyak tradisi yang digelar sebagai daya tarik wisatwan," harapnya. (set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com