6 Narasumber Kompeten Dihadirkan dalam Seminar Internasional Fakultas Pertanian Untidar
KHIDMAT. Suasana seminar yang diikuti beberapa mahasiswa Fakultas Pertanian Untidar di Gedung dr H Suparsono pada 9 November 2022.(foto : untidar/magelang ekspres)--Magelangekspres.com
KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- International Conference on Agricultural, Nutraceutical, and Food Science (ICANFS) 2022 merupakan seminar internasional pertama dari Fakultas Pertanian, Universitas Tidar (Untidar) yang membahas tentang nutrisi dan pengolahan pangan. Seminar ini dilaksanakan selama dua hari yaitu 9-10 November 2022 secara hybrid di Gedung dr H Suparsono Untidar dan zoom meeting.
ICANFS melibatkan 6 narasumber dari dalam dan luar negeri antara lain Prof Stephen E Gerau PhD, dari SUNY, Buffalo State, United State of America; Prof Iin Handayani PhD dari Murray State University, United State of America; Puji Lestari MSi PhD.
Kemudian, Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Prof Herry Utomo PhD dari Lousiana State University, United State of America; Prof Dr Anang M Legowo MSc, dari Asosiasi Pakar Teknologi Pangan Indonesia dan Arif Reza PhD dari University of Idaho, Twin Fall Research and Education Center, United State of America.
Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS selaku President of Indonesia Aquaculture Society, mengaku optimistis, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia serta memiliki tanah subur punya potensi tinggi untuk menghasilkan komoditas pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Bahkan bisa diekspor ke negara lain secara berkelanjutan.
"Untuk mewujudkannya maka diperlukan menyusun strategi dan aturan-aturan khusus perihal pangan untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa,” tutur Rokhmin Danuri yang Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia pada International Conference on Agricultural, Nutraceutical and Food Science (ICANFS) 2022, Rabu (9/11).
Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Gotong Royong Tahun 2001-2004 ini memaparkan beberapa permasalahan dan tantangan bidang pangan Indonesia. Menurutnya, kesejahteraan petani, nelayan, dan produsen komoditas pangan di Indonesia masih kurang atau tergolong miskin.
"Sebagian besar unit usaha di bidang pertanian, perikanan budidaya, perikanan tangkap, peternakan, dan sektor penghasil pangan lainnya adalah skala kecil dan tradisional yang tidak menerapkan beberapa kriteria," ujarnya.
Di antara kriteria tersebut, kata dia, antara lain skala ekonomi, Sistem Manajemen Rantai Pasokan Terpadu, teknologi mutakhir, misalnya Industri 4.0, dan prinsip pembangunan berkelanjutan yang berakibat pada produktivitas rendah, kurang efisien, kurang kompetitif, dan kurang berkelanjutan.
Kenyataan saat ini bermunculan “Mafia Impor Pangan (Konspirasi)” yang telah kecanduan dengan keuntungan tinggi melalui impor pangan, terlepas dari produksi nasional lebih tinggi dari kebutuhan nasional.
“Dan tentunya kebijakan ekonomi-politik seperti moneter, fiskal, ekspor-impor, dan iklim investasi yang tidak kondusif turut menyumbang permasalahan bidang pangan saat ini,” ungkapnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Universitas Tidar, Prof Dr Suyitno ST MSc IPM, memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Fakultas Pertanian atas terselenggaranya ICANFS 2022 ini.
“Ada dua manfaat yang ingin saya sampaikan dari penyelenggaraan ICANFS ini, yang pertama peserta seminar ini dapat belajar dan meningkatkan kemampuan bahasanya terutama Bahasa Inggris dan yang kedua, seminar ini diharapkan dapat menjadi salah satu pemecah masalah di bidang pangan dan kesehatan Indonesia saat ini,” tuturnya. (mg1/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelangekspres.com